SumatraTimes.Co.Id – Koordinator Nasional (Kornas) Korps HMI-Wati (Kohati) tak siap melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas). Peserta mengajukan Musyawarah Luar Biasa (Muslub) kepada Presidium Sidang rangkaian Munas yang diselenggarakan Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Munas Kohati yang diselenggarakan di ruangan FDM dimulai pada 21.30 WIB, berakhir dengan kekecewaan yang juga disayangkan oleh 7 delegasi Kohati Cabang yang menjadi peserta. Kekecewaan tersebut mencuat karena selain waktu yang melorot harusnya dimulai ba’da zuhur, namun baru ada tanggapan setelah ba’da isya.
“Kondisi ini sontak membuat peserta merasa kecewa. Peserta yang mengindahkan undangan yang dilayangkan Kornas. Namun saat Munas, pengurus Kornas hanya dihadiri oleh 2 orang pengurus saja,” ujar salah seorang Kohati dari Riau Delpi Susanti, yang mewakili Ketua Kohati Cabang Pekanbaru, kepada SumatraTimes.co.id, Senin (24/2/2020).
Menurut Delpi, Cabang Kohati yang hadir pada Munas Kohati 2020 seperti dari Pekanbaru, Bogor, Serang, Jaksel, dan beberapa cabang lain. Cabang Kohati dari berbagai daerah di Indonesia, mengajukan munas dilaksanakan dengan syarat menghadirkan segenap pengurus dihadapan munas atau peserta dengan beberapa cabang mengajukan Muslub (Musyawarah Luar Biasa).
“Dengan meminta persetujuan 2/3 dari cabang yang Ada sesuai pasal 11 pada Pedoman Dasar Kohati (PDK), karena delegasi munas menganggap kornas gagal dalam melaksanakan programnya apapun itu karena untuk LPT tidak cukup hanya 2 orang pengurus kornas dan itu bukan segenap pengurus inti,” ujar Delpi.
Lanjutnya, jelas Delpi, situasi menyebabkan peserta yang mengindahkan undangan kornas, namun pengurus Kornas Kohati tidak mengindahkan undangan yang dilayangkan.
“Pengurus inti banyak alasannya. Ada yang beralasan sakit, menikah, serta sedang mengurus persiapan Kongres di Kendari, Lalu Apakah pengurus kornas sedikitpun tidak melakukan koordinasi sehingga yang sedang menikah tentu akan tetap melangsungkan pernikahannya,” tutur Delpi.
Kemudian kata Delpi, jika Kornas Munas Kohati 2020 tidak siap, melaksanakan, kenapa mesti dipaksakan. “Pengurus, Kornas Munas tidak siap. Dari kejadian ini maka peserta menganggap pengurus gagal dalam berkoordinasi,” terang Delpi.
Kondisi ini, jelas Delpi, jelas tidak memberikan pencerahan kepada jajaran Kohati Cabang diseluruh Indonesia.
“Dijajaran kornas saja begitu. Bagaimana dengan jajaran cabang? Tapi ya sudahlah. Sekarang peserta merasa dikecwakan. Tapi tetap menjaga koordinasi dan berkomunikasi dengan baik, dan andai kata Munaslub dilaksanakan, pengurus Kornas dimintakan menghadirkan seluruh peserta hadir, jika diundur setelah kongres atau saat kongres,” terang Delpi.
Peserta, jelansya, juga meminta Kohati Pusat bersikap profesional. Pengurus pusat juga harus mengakomodir biaya yang sudah dikeluarkan delegasi cabang yang hadir di Jakarta.” Cabang minta BPH dihadirkan. Jika tidak, artinya delegasi cabang mengajukan Muslub karena Kornas memang gagal dalam apapun programnya,” pungkasnya. (delpi susanti)