SumatraTimes.co.id – Ada laporan mengejutkan dari pihak New Delhi terkait bentrok mematikan antara pasukan India dengan pasukan PLA China di Ladakh Timur, Senin lalu.
Laporan itu menyebut sekitar 120 personel atau hampir satu kompi tentara New Delhi terperangkap dan dikepung oleh pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Para prajurit New Delhi diserang secara kejam, termasuk beberapa jasad tentara yang tewas dimutilasi. Laporan itu tidak merinci jumlah korban yang dimutilasi.
Laporan yang diterbitkan Indo-Asian New Service (IANS) tersebut mengutip sumber-sumber pemerintah dan mempelajari fakta di lapangan.
Apa yang terjadi pada Senin lalu diklaim sebagai pertarungan tak seimbang dan bukan bentrok tangan kosong karena tentara PLA China menggunakan segala jenis senjata non-senjata api.
Sumber-sumber pemerintah New Delhi yang mengetahui rincian penjelasan tentang bentrok maut itu mengatakan pasukan Angkatan Darat India kalah jumlah ketika mereka diserang oleh pasukan tentara PLA China di titik patroli nomor 14 Jalur Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh Timur.
“Jumlah (personel tentara PLA China) ditumpuk melawan pasukan Angkatan Darat India. Namun, pihak India memutuskan untuk melawan pasukan PLA China. Tentara India kalah jumlah 1: 5 dari pasukan PLA China,” kata salah satu sumber pemerintah New Delhi.
Beijing juga disebut telah menggunakan drone pencitraan termal untuk melacak tentara New Delhi yang tersebar di medan berbahaya sebelum secara brutal menyerang mereka.
“Itu adalah serangan paling mematikan yang dilakukan terhadap personel Angkatan Darat India oleh personel militer PLA China dalam ingatan kami,” kata sumber lainnya di pemerintah New Delhi.
“Kami kalah jumlah,” aku seorang perwira Angkatan Darat India, yang berbicara secara anonim tentang bentrokan yang berlangsung selama enam hingga tujuh jam, seperti dikutip dari Metro.co.uk, Sabtu (20/6/2020).
Seorang sumber pemerintah menyatakan bahwa Kolonel Santosh Babu yang telah tewas semula pergi untuk melihat apakah pasukan PLA China telah mundur dari posisi konflik, seperti yang dijanjikan oleh mereka.
Namun, kata dia, tentara PLA China ternyata menjebak para tentara India dan secara brutal menyerang mereka sampai pada level mutilasi.
Seorang pejabat militer New Delhi mengatakan tentara India pergi ke tempat di mana bentrokan terjadi tanpa bertindak permusuhan dan menunjukkan sikap ramah kepada pihak tentara PLA China. Bahwa mereka ada di sana untuk memeriksa apakah perjanjian pengurangan eskalasi dipatuhi seperti yang dijanjikan.
“Tapi mereka menjebak dan melakukan serangan, tindakan murni biadab,” kata pejabat tersebut kepada IANS. Beberapa prajurit Angkatan Darat India saat ini terluka parah dan sedang menjalani perawatan.
Pada hari Selasa, helikopter India terbang sekitar 16 kali untuk membawa jasad dan personel Angkatan Darat yang terluka dari lokasi serangan di Lembah Galwan.
Militer New Delhi secara resmi mengonfirmasi 20 orang tentaranya, termasuk para perwira, tewas dalam bentrokan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pasukan PLA China di Lembah Galwan pada Senin malam. Militer juga mengatakan jumlah korban tewas bisa bertambah karena banyak prajurit terluka parah.
Tentara PLA China tak pernah bersedia mengonfirmasi jumlah tentaranya yang jadi korban dalam bentrok Senin lalu. Tentara PLA China tetap menolak kompromi atas wilayah perbatasan di Ladakh Timur yang mereka nyatakan sebagai kedaulatannya.
Diyakini serangan tentara PLA China atas tentara India, diperbatasan ke dua negara, telah mendapat perstujuan Beijing, dalam hal ini Presiden China Xin Jinping.***
Sumber: sindonews
Editor : amran