SumatraTimes.co.id – Desas desus Calon Kapolri nama mengerucut jadi satu, yang sebelumnya tiga orang, dia berpangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol).
Namanya santer diperbincangkan di publik selain Komjen Boy Rafli Amar Kepala BNPT RI, dia memang pernah menjabat Kapolda Metro Jaya.
Karirnya memang mirip dengan Kapolri saat ini Idham Aziz dan Kapolri sebelumnya Tito Karnavian, ia adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Hal itu didapat dari sumber resmi internal Polri yang menyebutkan Gatot Eddy Pramono sosok paling kuat menggantikan Idham Aziz.
Siapa Komjen Gatot Eddy Pramono? Berikut rangkuman iNSulteng.com, Minggu 27 Desember 2020.
1. Lahir di Solok, Sumbar
Komjen Pol Dr Drs Gatot Eddy Pramono MSi lahir di Kota Solok, Provinsi Sumatra Barat, pada 28 Juni 1965, usianya kini sekitar 55 tahun.
Sejak 20 Desember 2019 mengemban amanat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri).
Gatot, lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (Kapolda Metro).
2. Riwayat Pendidikan
– AKABRI A (1988)
– PTIK (1996)
– SESPIM (2002)
– SESPIMTI (2012)
3. Kepangkatan
– Letnan Dua Polisi (26—07—1988)
– Letnan Satu Polisi
– Kapten Polisi
– Mayor Polisi
– Ajun Komisaris Besar Polisi
– Komisaris Besar Polisi (2008)
– Brigadir Jenderal Polisi (17—10—2014)
– Inspektur Jenderal Polisi (21—07—2017)
– Komisaris Jenderal Polisi (26—12—2019)
4. Riwayat Jabatan
– Wakil Kepala Kepolisian Sektor Selektif Wlingi Resor Blitar (1988)
– Kepala Kepolisian Sektor Srengat Resor Blitar (1988)
– Komandan Peleton Taruna Akabri Semarang (1991)
– Perwira Administrasi Operasi Pusat Komando Pusat Komando dan Pengendalian Kepolisian Daerah Metro Jaya (1991)
– Perwira Menengah Kepolisian Daerah Metro Jaya (1992)
– Kepala Sub Unit Curi Direktorat Serse Kepolisian Daerah Metro Jaya (1993)
– Perwira Menengah pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (1994)
– Kepala Sekretariat Operasi Pusat Komando dan Pengendalian Biro Operasi Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur (1996)
– Kepala Kepolisian Sektor Cempaka Putih Resor Metro Jakarta Pusat (1998)
– Perwira Bantuan Muda Tugas Khusus Perwira Bantuan IV/Staf Personil Polri (1999)
– Perwira Penghubung Protokol Kapolri (2001)
– Kepala Satuan I/Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Timur (2002)
– Kepala Kepolisian Resor Blitar (2005)
– Sekretaris Pribadi Kapolri (2006)
– Kepala Kepolisian Resor Metro Depok (2008)
– Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan (2009)
– Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya (2011)
– Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri (2012)
– Analis Kebijakan Madya bidang Pengkajian Strategi Staf Operasi Polri (2012)
– Kepala Bagian Dukungan Administrasi Operasional Biro Pembinaan Operasi Staf Operasi Polri (2013)
– Kepala Biro Kelembagaan Tata Laksana Staf Perencanaan dan Anggaran Polri (2014)
– Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (2016)
– Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (2017)
– Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri (2018)
– Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (2019)
– Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (2019)
5. Penanganan Kasus
Pencurian dengan kekerasan lintas provinsi kelompok John Tamba tahun 2011, Pembobolan kartu kredit tahun 2011.
Saat jadi Kapolda Metro Jaya, demonstrasi, mulai pemilu presiden hingga penolakan Rancangan Undang-undang KUHP dan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi mewarnai tugasnya sebagai Kapolda Metro Jaya.
Lantas akankah ia akan menduduki kursi nomor satu seperi yang disampaikan sumber internal Polri itu?.***
Sumber: iNSulteng
Editor: amran