Jakarta – Rombongan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI yang terdiri dari 37 orang dengan dipimpin oleh Sekretaris Utama LAN Reni Suzanna, Deputi Bidang Penyelenggaraan Kompetisi LAN Dr. Baseng, MPPM, Wali Angkatan LVI Dr Makhdum Priyanto, MA, mengikuti kegiatan benchmarking di Sydney.
Kegiatan Benchmarking PKN di Sidney tersebut sejak 8 Mei 2023 sampai dengan 12 Mei 2023 tersebut di sampaikan oleh Kapuspenkum Kejagung Dr. Ketut Sumedana, Jumat (12/5/2023).
Dalam siaran pers di sebutkannya, Adapun peserta PKN Tingkat I Angkatan LVI Tahun 2023 sebanyak 31 orang yang berasal dari berbagai kementerian atau lembaga dan Pemerintah Daerah, salah satunya yaitu Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Dr. Ketut Sumedana.
Pada hari pertama setiba di Sydney, rombongan LAN RI diterima oleh Konsulat Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland, dan South Australia di Sydney.
Dalam kegiatan ini, para peserta memperoleh gambaran umum tentang investasi dan perdagangan secara keseluruhan di Australia. Ujar Kapuspenkum Ketut Sumedana.
Kemudian lanjutnya lagi, para peserta juga melakukan pertemuan dengan Director of the Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) Sydney Haryo Yudho Sedewo dan Direktur Indonesia Trade Promotion Centre Sydney Christophorus Barutu.
Dalam pertemuan tersebut, para peserta mendapat gambaran tentang kebijakan dan regulasi investasi di Australia, serta perdagangan antara Indonesia dan Australia, dimana market Indonesia begitu potensial dengan jumlah penduduk yang banyak menjadi pasar ekspor Australia.
Di sisi lain, Australia juga memburu impor makanan hasil dari UKM Indonesia yang bersaing dengan negara Asia lainnya yaitu Vietnam, Thailand, Filipina dan Malaysia, termasuk kebutuhan tenaga terampil menjadi bagian dari investasi di Australia.
Kegiatan pada hari kedua, para peserta dibagi menjadi dua kelompok dimana kelompok pertama mengunjungi Department of Enterprise, Investment, and Trade of New South Wales Government, dan kelompok kedua mengunjungi Destination New South Wales, tutur Ketut Sumedana kepada awak media.
Dari pertemuan tersebut, disampaikan adanya kemudahan prosedur dan perizinan termasuk pemberian insentif untuk investor ke Australia khususnya di Sydney, dimana regulasi seluruhnya ditentukan oleh negara bagian sehingga proses regulasi menjadi lebih cepat dan tepat, guna kepentingan perlindungan bagi investor.
Dari hasil benchmarking, diperoleh gambaran umum terkait kemudahan dan pemberian insentif untuk menggairahkan investasi di negara bagian. Pembuatan regulasi tidak sampai ke negara federal dan cukup diselesaikan semua di negara-negara bagian, sehingga memudahkan bagi investor untuk pengurusannya, terang Ketut.
Selain itu kata Ketut Sumedana, investasi juga dilaksanakan dengan mempertimbangkan pengamanan produksi dalam negeri, sumber daya manusia dari luar negeri bagian yang diberikan ruang khususnya yakni memiliki keahlian khusus.
Hal itu di lakukan guna menghadapi krisis global, Australia sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) berlimpah, dan memberikan kesempatan bagi investor asing untuk berkompetisi dalam rangka eksplorasi SDA sehingga dapat berkolaborasi dengan investor lokal.
Seluruh peluang investasi juga dilaksanakan dengan digitalisasi yang memudahkan semua persyaratan, namun juga harus mempertimbangkan aspek berkelanjutan dan kelestarian lingkungan. Pelajaran dari benchmarking ini yaitu fokus dan kolaborasi dalam mencapai tujuan organisasi., tutup Ketut. (Hen)