MILAN – Sekitar 117 migran yang meninggalkan Libya dengan perahu karet dua hari lalu tidak diketahui nasibnya setelah tiga orang berhasil diselamatkan di Laut Mediterania.
“Tiga orang yang selamat mengatakan kepada kami bahwa mereka berjumlah 120 orang ketika mereka meninggalkan Garabulli, di Libya, pada Kamis malam. Setelah 10 hingga 11 jam di laut, (kapal) mulai tenggelam dan orang-orang mulai tenggelam,” kata juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Flavio Di Giacomo, seperti disitir dari Reuters, Minggu (20/1/2019).
Dia mengatakan para migran itu terutama berasal dari Afrika barat. “Sepuluh wanita termasuk seorang gadis hamil naik ke kapal dan dua anak, salah satunya baru berumur dua bulan,” imbuhnya.
Sebuah pesawat militer Italia yang sedang berpatroli di laut pada hari Jumat pertama kali melihat kapal yang tenggelam di perairan dan telah melemparkan dua rakit penyelamat ke dalam air sebelum pergi karena kekurangan bahan bakar, Laksamana Muda Fabio Agostini mengatakan kepada saluran TV RaiNews24.
Sebuah helikopter yang dikirim dari sebuah kapal angkatan laut kemudian menyelamatkan ketiga orang itu, yang menderita hipotermia parah dan dibawa ke rumah sakit di pulau Lampedusa.
“Selama operasi ini setidaknya tiga mayat terlihat di air yang tampaknya sudah mati,” ujar Agostini.
Angkatan Laut Italia mengatakan telah memperingatkan pemerintah Libya yang mengoordinasikan operasi penyelamatan, memerintahkan kapal dagang untuk pergi ke lokasi tenggelamnya kapal, meskipun upaya penyelamatan telah berhenti setelah pencarian kapal karet itu terbukti sia-sia.
Menurut IOM, 2.297 migran meninggal atau hilang di Mediterania tahun lalu dari total 116.959 orang yang mencapai Eropa melalui laut.
Kedatangan migran dalam 16 hari pertama tahun 2019 berjumlah 4.449, hampir semuanya melalui laut, dibandingkan dengan 2.964 pada periode yang sama tahun 2018.
“Selama pelabuhan Eropa akan tetap terbuka, para penyelundup laut akan terus melakukan bisnis dan membunuh orang,” Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook pada Jumat malam.
Sejak pemerintah populis Italia berkuasa pada bulan Juni, Salvini, pemimpin Liga anti-migran, telah menutup pelabuhan Italia untuk kapal-kapal kemanusiaan. (Stc/Reuters)