PONTIANAK – Seorang siswi kelas 6 SD harus melahirkan seorang bayi secara caesar akibat kekerasan seksual yang dilakukan oleh pamannya.
Kejadian tersebut disampaikan Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Foundation Devi Tiomana kepada Tribunpontianak. Menurutnya, ini bukan kejadian yang pertama di wilayah Batu Ampar. Kasus pertama dialami oleh seorang anak yang juga berinisial AT.
“Begitu juga AT 13 tahun, setelah kasusnya dilaporkan ke polisi dan ayah tiri ditahan polisi. Kini kondisi kehidupannya bersama dua adiknya yang masih balita sangat memprihatinkan sebab ayahnya yang tega berbuat bejat padanya adalah tulang punggung keluarganya,” bebernya.
Devi pun mempersilahkan untuk mengutip kisah menyedihkan tersebut dari akun facebooknya.
Demikian tulisan Devi, aktivis anak di Kota Pontianak ini.
Tak seorangpun ibu di dunia ini yg tak pilu dan merasa teriris hatinya
Melihat seorang anak pelajar kls 6 SD umur 13 thn sdg berjuang mengalahkan rasa takut dan rasa sakitnya di ruang bedah persalinan utk melahirkan bayi yg dikandungnya
Akibat perbuatan bejat sang paman,
Kecuali seorang ibu yg tak punya hati atau ibu yg kehilangan nurani.
Menunggu dgn aneka rasa beraduk harap2 cemas coba yakinkan diri utk bisa terima kenyataan bhw seorg anak belia akan punya bayi.
Anak yg masih hrs diurusin sdh hrs pny anak.
Hidup rasanya tdk adil utk AT 13 thn asal Batu Ampar ini.
Dia blm faham ttg kehamilan, melahirkan apalagi hrs di cesar.
Yg dia tahu perutnya mkn besar dan kdg2 berasa ada yg bergerak2 di dlm perutnya..
Semua itu adalah ketakutan yg luar biasa yg sejak awal kejadian hrs disimpan rapi akibat intimidasi sang paman.
Jk saat ini hrs terbongkarpun, krn perut yg makin besar tak lg bs di tutupi.
Alhamdulilah perjuangan dimeja operasipun berhasil..
Bayi laki2 dgn BB 2,6 kg dan panjang 46 cm lahir dgn selamat.
Perih dgn kondisi korban dan salut dgn perjuangannya dimeja operasi.
Tak sanggup melihat korban membayangkan masa depan yg akan dihadapinya.
Sebab kelahiran inipun bukanlah akhir dari sgl luka.
Tp awal dr proses perjuangan babak baru kehiidupan seorang anak yg terpaksa hrs pny anak.
Terimakasih rekan peksos Teteh Atin yg dr awal berbagi rasa, pikiran, waktu dan tenaga utk kasus ini..
Dilansir melalui : Tribunnews.com