BATAM – Arena permainan judi jackpot tower yang berlokasi di RT 005 RW 014, Ruli Simpang Dam, Muka Kuning, Kecamatan Sei Beduk, Batam Kepuluan Riau (Kepri) rusuh, Selasa (5/3/2019) siang. Kerusuhan diawali permasalahan perebutan area judi tersebut yang disinyalir merupakan milik oknum kepolisian.
Puluhan orang yang berasal dari dua kubu yang bersiteru tampak ribut di depan lokasi perjudian jackpot. Keributan ini mengundang perhatian warga. Bahkan warga mengaku resah dengan adanya kerusuhan tersebut.
Tomas, salah seorang warga dari perkampungan yang bersebelahan dengan lokasi jackpot mengaku sangat resah dengan kerusuhan tersebut. Pasalnya, kerusuhan sudah sering terjadi. “Bukan sekali dua kali rusuhnya. Hampir setiap saat rusuh dan ini jelas mengganggu masyarakat sini,” katanya.
Tomas mengatakan, dirinya tidak tahu persis duduk permasalahan yang mengakibatkan kerusuhan tersebut. Namun, dari cerita yang didapatnya, kerusuhan tersebut dipicu permasalahan bagi hasil antara dua pemilik lokasi judi jackpot tersebut.
“Pemiliknya ada dua, satu polisi, Kompol Irvan Aldo Siagian dan satunya lagi Rahmat. Katanya masalah bagi-bagi,” ujar Tomas lagi.
Untuk itu, Tomas meminta agar jakcpot tersebut segera ditutup. Tomas mengaku bahwa jackpot tersebut hanya memicu kerusuhan yang terus berkelanjutan. “Tidak akan ada habisnya kalau jackpot itu masih buka. Apalagi masalah antara mereka tidak selesai. Kerusuhan akan terus terjadi. Dan itu buat kami ga tenang,” ujar Tomas.
Sementara itu, Rahmat, salah seorang pemilik jackpot tower mengaku, kerusuhan tersebut diawali permasalahan antara dirinya dengan Kompol Irvan. Rahmat mengaku bahwa dirinya tidak pernah menerima pembagian dari hasil jackpot tersebut.
“Dari awal beroperasi, saya cuma dapat satu kali, Rp1.300.000. Setelah itu tidak pernah lagi, sampai sekarang,” katanya.
Rahmat mengaku sangat menyayangkan sikap Kompol Irvan. Pasalnya, lahan dan bangunan yang dijadikan lokasi judi jackpot tersebut merupakan miliknya. “Lahan itu punya saya. Saya yang beli lahan itu seharga Rp22 juta. Lalu saya bangun dan dijadikan jackpot. Saya juga punya mesin di sana. Mesin bos saya juga ada di sana,” kata Rahmat lagi.
Rahmat juga menceritakan, hubungannya dengan Kompol Irvan sudah terjalin sejak lama. Sebelum membuka usaha jackpot tower, keduanya juga pernah membuat jackpot di tempat lain. “Sebelumnya di belakang, tapi tutup. Sempat pindah juga setelah itu kebakaran. Terakhir dia suruh saya cari lahan. Itulah saya beli lahan di situ,” kata Rahmat.
Saat ini, lanjut Rahmat, dirinya meminta agar jackpot tersebut ditutup dan Kompol Irvan pergi dari lokasi lahan tersebut. “Saya cuma minta jackpot itu ditutup dan Kompol Irvan angkat kaki dari sini. Mesin saya mau saya ambil semua. Kami tidak mau lagi dia di sini. Dia polisi aktif. Sekarang bertugas di Maluku,” kata Rahmat. (Aini Lestari/Okezone.com)