JAKARTA — Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2 persen menjadi 5,1 persen.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo A Chaves, menjelaskan resiko pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat seiring dengan ketegangan global yang membebani perdagangan dunia.
Kendati demikian, menurut Rodrigo, pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bisa tumbuh 5,1 persen dan meningkat menjadi 5,2 persen pada tahun depan.
“Untuk mempercepat pertumbuhan, Indonesia membutuhkan reformasi struktural lebih banyak dan berkesinambungan, sambil mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang kokoh,” ujar Rodrigo A Chaves, sebagai mana diberitakan CNN Indonesia, Selasa (2/7/2019).
Ia menjelaskan selama kuartal pertama tahun ini, terjadi peralihan pada komponen pendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan investasi menurun, sementara konsumsi masyarakat dan pemerintah meningkat.
Sementara proyeksi pertumbuhan sepanjang tahun ini, menurut Rodrigo, juga masih akan ditopang konsumsi masyarakat yang diperkirakan terus meningkat sejalan dengan inflasi rendah dan pasar tenaga kerja yang kuat.
Selain itu, menurut dia, posisi fiskal pemerintah yang lebih kuat juga memungkinkan bertambahnya investasi pemerintah, termasuk proyek infrastruktur baru dan upaya rekonstruksi di Lombok dan Palu usai bencana alam.
Bank Dunia juga menyebut kondisi makro ekonomi Indonesia telah membaik sejak November 2018. Aliran modal masuk mulai kembali pulih setelah sempat keluar akibat tingkat suku bunga AS yang meningkat pada 2013.
Bank Dunia lebih dulu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini sebesar 0,3 persen dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen pada laporan Global Economic Prospect edisi Juni 2019. Namun, dalam laporan tersebut, Bank Dunia masih memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen.
Editor: ST2