Jamaah haji Indonesia 2019 menghadapi tantangan cuaca panas ekstrem pada musim haji 1440 H/2019 di Arab Saudi. Kondisi panas ekstrim ini menyebabkan para jamaah haji rentan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Dikutip dari Kompas.com, kekurangan cairan memperbesar risiko gangguan kejiwaan, terutama pada calon haji lanjut usia atau lansia.
Sebab itu, para petugas kesehatan Indonesia di Tanah Suci menganjurkan selalu mencukupi kebutuhan cairan.
Penanggung jawab Tim Psikiatri KKHI Makkah, Kapten Laut (K) Umbar Sarjono SpKJ, mengatakan dari hasil evaluasi tahun sebelumnya dua masalah kejiwaan yang kerap kali dialami jamaah calon haji Indonesia, yakni demensia dan delirium.
“Ke dua gangguan ini bisa diakibatkan berbagai hal, diantaranya perubahan situasi yang sangat cepat dan kurangnya asupan cairan,” kata Umbar Sarjono, di Kanor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Sabtu, 13 Juli 2019, waktu setempat.
Delirium merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah, dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Gangguan mental tersebut disebabkan perubahan yang cepat dalam fungsi otak yang terjadi bersamaan dengan penyakit mental atau fisik.
Akibatnya, penderita delirium mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur.
Sementara demensia adalah suatu kondisi dimana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran. Kondisi ini dapat ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.
“Mayoritas jamaah yang dirawat tahun lalu adalah lansia yang memang biasanya memiliki riwayat demensia,” katanya.
Tim dokter/pskiatri KKHI Daker Mekkah, dr Herlina Pohan SpKJ menambahkan dehidrasi dan perubahan lingkungan yang sangat cepat rentan membuat jemaah calon haji mengalami gangguan kejiwaan termasuk stres dan halusinasi.
“Kami sudah menyiapkan ruang perawatan dengan kapasitas 44 tempat tidur dan bisa ditambah dengan tempat tidur cadangan,” katanya.
Untuk Tim Psikiatri KKHI Mekkah sendiri didukung oleh 3 dokter spesialis kejiwaan, dan sejumlah perawat jiwa, dan tenaga pendukung. Ruang rawat yang disediakan pun dirancang secara khusus dengan pelindung besi di pintu dan jendela untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dilakukan jamaah.
Ruang rawat jiwa di KKHI Mekkah berada di lantai 5 yang sekaligus menjadi tempat tinggal bagi para personel Tim Psikiatri KKHI Mekkah agar bisa setiap saat memantau perkembangan kejiwaan pasien.
Editor : Amran