JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sosial masih menangani dan menyalurkan bantuan kepada para pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat.
Sebagai mana diberitakan CNN Indonesia.com, Kepala Dinas Sosial Irmansyah memastikan pihaknya masih melayani logistik para pengungsi asing itu setelah seminggu dipindahkan dari Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
“Sekarang kita tidak bisa berikan batas waktu mau tujuh hari, mau berapa hari, belum. Sekarang kita masih suplai logistik. Bagaimana lusa? Kita pikirkan besok,” kata Irmansyah saat dihubungi, Kamis (18/7/2019).
Sedianya Pemprov DKI memberikan waktu selama satu minggu bagi ribuan pengungsi tersebut. Mereka ditempatkan di gedung bekas Kodim Jakarta Barat sambil menunggu proses negosiasi pemerintah pusat dengan lembaga terkait pengungsian dunia seperti UNHCR.
Belakangan, pemerintah dan UNHCR masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk bernegosiasi. Pemprov DKI pun masih harus membantu para pengungsi.
Irmansyah mengatakan setidaknya ada 1.400 pengungsi dari 12 negara yang ditampung di Kalideres. Mereka berasal dari Afghanistan, Pakistan, Sudan, Iran, Irak, Yaman, Somalia, Ethiopia, Eritrea, Siria (Suriah), Palestina, China.
“Data kemarin infonya, tapi kita harus lakukan crosscheck lagi, kan di sana ada 12, termasuk China. China kita lihat yang mana, enggak ketemu, cuma satu orang,” beber dia.
Ia pun mengatakan pihaknya hingga saat ini masih membuka posko untuk menerima bantuan. Sejumlah bantuan dari masyarakat sudah masuk ke pihaknya dan tengah didata oleh petugas di lapangan.
Setelah itu akan didistribusikan sendiri oleh Dinas Sosial. Hal ini dilakukan untuk menghindari ricuh bantuan antar pengungsi di lapangan.
“Iya kita tampung kita distribusikan yang bisa memungkinkan. Kenapa kita taruh dulu karena kalau kita ngasih bantuannya sedikit-sedikit nanti berebut,” ujar dia.
Para pengungsi berpindah dari negaranya karena perang yang masih bergejolak. Mereka harusnya dikirim ke negara tujuan seperti Australia dan New Zealand. Mereka masih menunggu visa yang belum keluar.
Editor : Amran