Sumatratimes.com.Rokanhilir – Sebanyak 65% Warga Rokanhilir pergi Ke Dumai,tujuannya bukan bertamasya tetapi melakukan perawatan cuci darah secara insentif.
Keluhan tersebut di sampaikan salah seorang Warga jalan SMA 2 Bagansiapiapi Ijul 58 th yang menyesalkan minimnya peralatan Medis yang di miliki Dinas Kesehatan Kabupaten Rokanhilir ataupun peralatan Medis Rumah Sakit Umum Milik Pemkab Rohil.
“Hajap na hajap, Setiap dua kali dalam seminggu uwak poi (Pergi) ke dumai nyuci darah,heran awak mengapa Pemda Rohil tidak menyediakan alat medis tersebut kan malu awak dengan dana triliuan tak bias beli alat tersebut.ujarnya sedih.
Di akui wak Ijul, ketika melakukan cuci darah di dumai selalu berkomunikasi sama warga dari Kubu, dari Bagan Sinembah,dari Bantayan yang notabene nya ingin sembuh dari penyakit yang di derita. Tapi apa daya,selaku manusia yang mendapatkan cobaan Penyakit Dari Allah SWT, Rute melelahkan tersebut tetap di lakukan demi proses sebuah Kesehatan.
Untuk itulah,Pihaknya Berharap kepada Pemerintah Kabupaten Rokanhilir maupun kepada seluruh anggota Legislatif untuk Kedepannya dapat menganggarkan pembelian alat medis Cuci darah untuk kepentingan Masyarakat.
“Sebenarnya malu na kita sama orang Dumai yang APBD nya di bawah 1 Triliun yang memiliki peralatan medis cuci darah,lalu mau sampai kapan Warga Rohil berobat keDumai? Tandasnya bertanya?
Senada itu,media Goriau pernah memuat pengakuan Direktur RSUD Kota Dumai, dr Syaiful bahwa setiap hari pengguna BPJS Kesehatan di rumah sakit yang dinaunginya itu melayani hingga 20 pasien yang berasal dari Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan dan selebihnya dari Rokan Hilir.
“Biaya untuk sekali cuci darah mencapai Rp1 juta. Dalam seminggu dua kali cuci darah, dalam sebulan bisa 10 kali sampai 15 kali cuci darah. Kalau tidak menggunakan BPJS Kesehatan, berapa yang harus mereka keluarkan, tentu banyak juga,”tandasnya.(R1)