Oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
Jakarta – Hari ini kita kembali memasuki bulan “Rabiul Awwal” bulan kelahiran Baginda Rasulullah SAW dan disana-sini; khususnya di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya; kaum Muslimin pun bergegas menyelenggara kan peringatan “Maulidur-Rasul”.
Salah satu cara mereka (Umat) untuk membuktikan kecintaan kepada Nabiyallah Muhammad SAW. Akan tetapi sangat disayangkan, setiap kali peringatan Maulid yang diselenggarakan; banyak di antara kita yang tak mampu mengambil hikmah dan meneladani hamba Allah yang mulia tersebut; yang Allah tegaskan sebagai “Uswatun hasanah”
Sebagaimana Firman-Nya: Sesungguh nya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut (mengingat) Allah.” (Q.S.Al-Ahzab: 21).

Bahkan yang paling menyedihkan adalah tidak sedikit pula generasi muda Islam tidak tahu tentang riwayat hidup Rasulullah SAW selain hanya tahu tanggal kelahiran dan Isra’ Mi’rajnya beliau yang memang sudah dituliskan di kalender sebagai hari libur nasional.
Oleh sebab itulah kami akan coba memaparkan sedikit riwayat hidup hamba Allah yang agung lagi mulia tersebut dalam beberapa bagian tulisan; yang pertama dengan judul MAULIDUR-RASUL dan yang berikutnya dengan judul USWATUN HASANAH yang kami nukil dari berbagai sumber.
RIWAYAT HIDUP DARI KELAHIRAN SAMPAI WAFATNYA BELIAU.
Muhammad “shollallaahu ‘alaihi wasallam” adalah putra dari Abdullah bin Abdul Muthallib dan Aminah binti Wahab.
Menurut riwayat yang lazim beliau dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal; 53 tahun sebelum Hijrah atau pada tanggal 20 April 570 M yang banyak disebut- sebut sebagai tahun Gajah lantaran beberapa waktu sebelum Muhammad dilahirkan terjadi peristiwa penyerangan pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah ke Makkah untuk meruntuh kan Ka’bah.
Abdullah meninggal dunia di Madinah ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Sedangkan ibunya Aminah meninggal dunia ketika Muhammad masih berumur 5 tahun di Abwa’ (37 km dari Madinah) dalam perjalanan pulang menuju Makkah, ketika ia membawa Muhammad berziarah ke kuburan ayahnya di Madinah.
Selanjutnya Muhammad yang ketika Itu didampingi Ummu Aiman diserahkan kepada kakeknya; Abdul Muthallib.
Ketika usia Muhammad 8 tahun setelah Abdul Mutallib meninggal dunia, Nabi Muhammad diasuh pula oleh pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthallib.

Riwayat mencatat bahwa semasa dalam asuhan Abu Thalib inilah Muhammad dinikahkan dengan Khadijah binti Khuwailid dan selanjutnya dilantik sebagai Nabi dan Rasul Allah.
Sebelum menikah dengan Khadijah, Muhammad sempat bekerja membawa dagangan Khadijah ke Syam. Dan pada masa inilah Khadijah merasa tertarik kepada Muhammad lantaran kejujuran dan ke-elokan budi pekerti yang dimiliki oleh Muhammad.
Akhirnya setelah melalui proses yang lazim, Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid pada usia 25 tahun sementara Khadijah sa’at itu berusia 40 tahun.
Kemudian setelah menikah kurang lebih 15 tahun atau pada usia beliau yang ke-40 tahun, Muhammad mendapat wahyu yang pertama setelah bertahannuts di Gua Hira’ dalam masa yang cukup panjang. Dan itulah pertanda dari awal kenabian dan kerasulannya. Sementara wahyu terakhir diterima beliau kurang lebih 80 hari sebelum berpulang ke rahmatullah.
Selanjutnya sebelum hijrah ke Madinah, Muhammad SAW di Isra’ Mi’raj kan oleh Allah SWT, dari Baitullah di Makkah ke Baitul Maqdis di Palestina yang berlanjut pada perjalanan beliau ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT dan sekaligus menerima perintah kewajiban mendirikan sholat lima waktu dalam sehari semalam.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu sendiri terjadi setelah meninggalnya paman dan isteri yang beliau cintai; Abu Thalib dan Khadijah binti Khuwailid.

Para ahli sjarah mencatat, bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj tersebut terjadi pada tanggal 27 Rajab antara tahun 5 dan 7 masa kenabian dan kerasulan beliau. Kemudian lantaran adanya tantangan dan penolakan kaum Quraisy dan penduduk kota Makkah lainnya atas dakwah beliau, maka dengan izin dan perintah Allah pada tahun 10-11 masa kenabian dan kerasulannya, Muhammad “hijrah” dari Makkah ke Madinah untuk lebih memantapkan dakwah yang beliau sampaikan.
Dan semasa di Madinah inilah, setelah wafatnya Khadijah; Muhammad SAW menikah lagi yang pada akhirnya tercatat beliau memiliki 11 orang isteri yakni: Khadijah binti Khuwailid; kemudian berturut-turut menikahi: Saudah binti Zam’ah; Aisyah; Hafshah binti Umar ibnulKhattab; Zainab binti Jahsyi; Hindun binti Abu Umayyah; Ramlah (Ummu Habibah) binti Abu Sufyan bin Haris; Maimunah binti Al Harts Al-Hilaaliyah; Juwairiah binti Al Harts; Shofiah binti Hay bin Aktub dan Mariyah Al-Qibtiyah.
Dan di antara 11 perempuan yang beliau nikahi, hanya 1 orang yang berstatus gadis/perawan tatkala beliau nikahi yakni; Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq r.a; selebihnya berstatus janda.
Dari semua isteri-isteri beliau tersebut Muhammad SAW hanya dikaruniai anak melalui pernikahannya dengan Khadijah, yakni: Qasim; Thahir; Zainab; Ruqayyah; Ummu Kalsum dan Fatimah. Sedangkan dengan Mariyah Al-Qibtiyah dikaruniai dikaruniai anak laki-laki: Ibrahim. Semua anak laki-laki beliau berpulang ke rahmatullah ketika masih kecil/bayi.
Setelah hijrah ke Madinah dan selama masa menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah, Muhammad SAW telah mengalami peperangan secara phisik melawan musuh-musuh Allah kurang lebih 17 kali; Baik peperangan besar maupun yang kecil. Tercatat di antarnya yang terkenal adalah perang: Badar; Uhud; Khandaq; Khaibar; Hunain dan lain sebagainya. Akhirnya pada tahun ke 8 hijrah, Muhammad berhasil menaklukkan Makkah dan menghancurkan kemusyrikan yang telah berlangsung berabad-abad lamanya di kota yang disucikan Allah SWT tersebut.
3 tahun setelah “Fathu makkah” atau berhasil menaklukkan Makkah sebagai lambang dan pusat kemusrikan; tepatnya pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun kesepuluh setelah hijrahnya ke Madinah (633 M); Muhammad Rasulullah SAW berpulang ke rahmatullah dalam usia 63 tahun dan dimakamkan di dalam Masjid yang dibangunnya (Masjid Nabawi) Madinah.
TUGAS KENABIAN DAN KERASULAN MUHAMMAD SAW.
Semua Nabi dan Rasul yang di utus Allah sebelum Muhammad SAW memiliki tugas kenabian dan kerasulan yang bersifat temporer (dalam kurun waktu tertentu) dan itupun hanya untuk komunitas atau kaum tertentu. Sebaliknya sebagai “khataman-nabiyyin”, Muhammad SAW dijadikan dan diutus Allah sebagai Nabi dan Rasul untuk seluruh umat manusia; bahkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta ini; walaupun masa kenabian dan kerasulan beliau hanya berlangsung kurang lebih 23 tahun yakni; 13 tahun periode Makkah dan 10 tahun periode Madinah.
Sebagai Nabi dan Rasul Allah yang terakhir secara tegas difirmankan Allah di dalam Kitab-Nya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di-antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Ahzab: 40)
Sedangkan diutusnya Muhammad kepada seluruh manusia dan menjadi rahmat bagi se-isi alam dinyatakan Allah SWT dengan firman-Nya: “Kami mengutusmu (hai Muhammad) kepada segenap manusia dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (Q.S. An-Nisaa’: 79)
“Dan tiadalah Kami mengutusmu (hai Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam).” (Q.S. Al-Anbiyaa’: 107)
Inilah catatan ringkas tentang sejarah hidup dan perjuangan Muhammad Rasulullah SAW. Selanjutnya in syaa’ Allah akan telusuri pula serba sedikit sisi kehidupan beliau; terutama “akhlaqul kariimah” Muhammad SAW yang “wajib” kita teladani. Wallahua’lam.
Jakarta, 1 Rabi’ul Awwal 1440 H / 9 Nopember 2018.