Pekanbaru – Dalam beberapa tahun terakhir, pemanfaatan Wahana Tanpa Awak (WTA) atau yang sering dikenal dengan nama Drone tidak lagi hanya didominasi untuk kepentingan pertahanan, komersil maupun sekedar hobi mengabadikan momen tertentu dari udara.
Drone yang saat ini mulai dimanfaatkan untuk kepentingan perencanaan dan monitoring berbagai sektor seperti hutan, kebun, minerba, kelautan, tata ruang dan lain sebagainya. Khususnya untuk survei dan pemetaan, drone menjadi salah satu alternatif karena mampu menghasilkan data yang aktual, cepat dan akurat.
Begitu juga dengan Teknik pemetaan menggunakan drone saat ini banyak dikembangkan pada perkebunan sawit. Seiring dengan terus berkembangnya industri sawit, baseline data terkait lahan, aset dan tanaman sawit menjadi kebutuhan dalam pengelolaan sektor ini. Ternyata Drone menjadi inovasi yang mampu menjawab kebutuhan tersebut.
Demikian ungkap Ketua DPW Apkasindo Riau, Gulat ME. Manurung pada sesi pembukaan Pelatihan Pemanfaatan Wahana Tanpa Awak atau yang lebih dikenal dengan drone kerjasama dengan Yayasan KEHATI adalah terobosan penting dan Bersejarah buat apkasindo.
Karena selama ini Petani tidak pernah memikirkan akan perpetaan dan digitalisasi kebun kelapa sawitnya, semua dilakukan dengan manual. Peserta yang ditunjuk oleh Apkasidno mewakili Pengurus DPD se Riau adalah sebanyak 12 orang yang mempunyai bakat keahlian dibidang Komputer dan Simulasi.
Diharapkan Peserta Pelatihan ini akan membantu Petani-Petani Sawit di DPD masing-masing untuk memetakan kebun sawit dan menggunakan teknologi drone ini untuk kontrol tanaman sawit secara live. Belajar teknologi drone tidak hanya semata mengoperasionalkan drone tetapi juga belajar mengenai teknologi pemetaan dan cara membaca peta.
Sangat beruntung Apkasindo bisa belajar langsung dengan instruktur-instruktur SIAR dibawah Kerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Indonesia Biodiversity Concervation Trust Fund) atau lebih dikenal dengan YAYASAN KEHATI.
Ucapan terimakasih kata Ketua DPW Apkasindo Riau, Gulat ME. Manurung, kami sampaikan klepada Pimpinan dan Manajemen Yayasan KEHATI atas kerjasamanya dengan Apkasindo Riau sehingga berkesempatan belajar teknologi Drone ini secara utuh yang dimulai dari teori dan dikombinasi dengan praktek langsung di Tapung disalah satu KUD Binaan Apkasindo.
Pada kesempatan ini juga Gulat memaparkan, bahwa Paradigma Petani Sawit yang dulu cenderung Tradisional kini telah berubah menjadi Petani profesional, dimana satu bulan lalu Apkasindo telah mengirim 4 orang Pengurus DPW Riau untuk ikut uji kompetensi menjadi Auditor ISPO di Bogor selama 6 hari penuh, tidak terbayang sebelumnya bahwa saat ini Apkasindo telah memiliki 4 orang Auditor ISPO dan telah mendirikan Lembaga Survey (LS) yang mempunyai tugas khusus membenahi internal petani kelapa sawit supaya berpedoman dengan konsep sustainability dan ditambah lagi dengan ahli Drone yang akan dilatih selama 6 hari kedepan di hotel Prime Park Pekanbaru dan Praktek Lapangan di Tapung.
Lebih jauh di terangnya, Apkasindo akan mengajukan pengadaan Drone ke BPDP KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) yang kebetulan baru 6 hari yang lalu mengadakan FGD Sarpras 2019 untuk Wilayah Sumatera di Pekanbaru.
Drone ini akan digunakan oleh DPW Apkasindo Riau untuk memetakan seluruh perkebunan kelapa sawit rakyat dimasing-masing DPD Apkasindo kabupaten kota se Riau, syaratnya adalah memiliki Kartu Anggota Apkasindo, jika tidak memiliki kartu anggota Apkasindo maka harus berbayar. Perpetaan digital ini sangat penting dan menjadi syarat Kebun Kelapa Sawit untuk mendapatkan sertifikat ISPO karena tidak lama lagi Tahun 2023 Sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) akan menjadi Mandatori (wajib) bagi Petani Sawit, jika tidak memiliki Sertifikat ISPO maka PKS tidak akan membeli TBS tersebut.
Senada itu, Anton Sanjaya, dari Yayasan KEHATI pada kesempatan wawancara menyampaikan bahwa Kerjasama ini adalah Kerjasama Koloborasi banyak Pihak seperti SIAR sebagai Instruktur, UKAID British dan Tentunya Kementerian Perekonomian melalui Program Revamping ISPO, Pihak Komisi ISPO melalui Program sertifikasi lahan-lahan petani sawit sangat membutuhkan peta dengan teknologi digital ter up date.
Pelatihan ini sebutnya dikombinasikan antara teori dan praktek dimulai dari tanggal 29 sd 4 Desember, dalam prakteknya nanti akan diperkenalkan semua jenis drone dengan masing-masing kelebihan serta manfaatnya, kami membawa semua lengkap dari Jakarta.
Kami memilih Apkasindo sebagai Mitra Kerja karena kami telah melihat sepakterjang dan prestasi dari Apkasindo yang tersebar di 23 Propinsi dengan anggota mencapai 20 juta lebih dalam memajukan sektor perkebunan kelapa sawit rakyat, banyak iven sudah dikaryakan Apkasindo dan sangat luar biasa Jaringan Apkasindo di Indonesia, untuk itu kami Yayasan KEHATI bangga dapat bekerjasama dengan Apkasindo dan kedepan kami akan tetap melakukan evaluasi dan monitoring terhadap output dari kegiatan pelatihan ini.
Anton Sanjaya menyampaikan bahwa dengan teknologi iT Drone ini maka Petani dapat dengan cepat mengetahui secara real kondisi kebunnya terkini, kedepan teman-teman peserta pelatihan akan mampu menjadi operator Drone secara Profesional, memang tidak gampang tapi dengan 6 hari Belajar dan Praktek pasti sudah bisa mengoperasionalkan drone secara baik tinggal bagaimana membiasakan diri dengan teknologi ini.
Kenudian,l penggunaan teknik pemetaan dengan menggunakan drone untuk perkebunan kepala sawit mempunyai beberapa kelebihan, salah satunya waktu yang dibutuhkan relatif singkat yakni untuk luas 7.500 hektar, hanya membutuhkan waktu akuisisi data (foto udara) selama 3 hari efektif, dan interpretasi selama 1 minggu. Pemanfaatan datanya pun tidak hanya terbatas pada luas lahan.
Dengan data drone (foto udara) dapat diperoleh informasi tanaman seperti jumlah pohon, kesehatan tanaman hingga produktivitas.
Salah seorang peserta Pelatihan, Imrialis dari DPD Kuantan Singingi, menyampaikan bahwa sudah lama mencari Lembaga pelatihan Pemoteratan dengan Drone, dan pada hari ini instruktur Drone sudah hadir di Pekanbaru dan Saya sangat beruntung bisa menjadi salah satu peserta Pelatihan.
” Nanti saya akan mengembangkan pengetahuan ini kepada Pengurus Aspkasindo di Kuantan Singingi. Ujarnya Anton serius.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh H.Suher peserta Pelatihan yang juga Penerima Penghargaan KUD Terproduktif se Indonesia, bahwa langkah Apkasindo luar biasa dalam mensukseskan Program Pemerintah khususnya penyiapan data kebun petani kelapa sawit, ini dengan Drone semuanya akan jadi mudah dan akurat.
Selama Puluhan tahun sebutnya saat itu, bahwa data Real Kebun Sawit Petani selalu mengambang, tidak ada data yang valid, tapi kedepan Apkasindo akan menyiapkan data Petani Sawit serta koordinatnya kepada Pemerintah sehingga bantuan dan pembinaan akan lebih tepat saaran dan bermanfaat, tentu dengan bantuan keahlian Pilot-Pilot baru Drone Apkasindo. (R1).