PEKANBARU – Salah seorang wartawan media online, Amponiman Bate’e, mengalami korban pengeroyokan yang dilakukan oleh 5 orang preman di Gedung DPRD Kota Pekanbaru. Ke lima pelaku pengeroyokan orang suruhan.
Dikutip dari Suaraaktual.com, atas perbuatan itu, Amponiman Bate’e, melaporkan nasib yang dialaminya ke SPKT Polresta Pekanbaru, Rabu (28/08/19) kemarin.
“Saya dikeroyok lima orang, pengeroyokan ini terkait kegiatanya dalam melaksanakan jurnalistik,” ucap Amponiman.
Dikatakan dia, terkait penganiayaan yang dialaminya ini, dirinya sudah membuat laporan ke Polresta Pekanbaru dengan LP No : STPL/691/VIII/2019/SPKT I RESTA PKU, Rabu (28/8/2019).
Dikatakan Amponiman, akar permasalahan, kejadian itu berawal ketika ingin meminta konfirmasi terkait alokasi dana media di DPRD Kota pekanbaru.
“Saya beritahu hal ini berawal pada Senin (26/8/2019). Saya sms ibu Rika kapan bisa ada waktu konfirmasi seputar anggaran media 2019,” tuturnya.
Namun sebut dia, Rika tidak membalas. Selanjutnya pada Selasa (27/8/2019) dirinya mendapat telpon dari Yona, staf Rika, dan mengatakan Rika ingin ketemu dengan dirinya, dan bertanya kapan ada waktu.
Pada saat itu, ujar Amponiman, dirinya tidak bisa karena ada kegiatan peliputan pelantikan Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan “Yona (staf Rika) via whatsapp kemudian bertanya kapan bisa bertemu dengan buk Rika, lalu saya jawab pada Rabu sekitar pukul 09.00 pagi,” jawab Amponiman, saat itu.
Mendapat balasan itu, kata Amponiman, Yona menjawab “Baik pak. Ok, kalau gitu di tunggu besok di kantor yah pak, jam 9”. Sehingga pada Rabu (28/8/2019), sekitar pukul 09.00 wib, Amponiman pun sampai di ruang kerja Rika. Namun saat itu Rika tidak sedang berada di ruangan.
Yona, staf Rika, yang melihat kehadirannya menyuruh duduk diruangan itu. Tidak lama kemudian, Rika datang
“Saat saya sedang melakukan konfirmasi dengan Rika kurang lebih 3 menit, tiba-tiba ada sejumlah orang datang dari belakang saya,” ungkap dia.
Saat itu, beber Amponiman, ke lima preman itu memegang bahu bajunya, seraya bertanya “Kamu wartawan apa? Jawab saya wartawan riausidik.com. Kemudian ramai-ramai mereka mengeroyok saya ditempat itu, dihadapan Rika, dan Yona, serta sejumlah pegawai pada saat itu,” kata Amponiman.
Tidak cukup sampai disitu, diterangkan lagi, para preman ini berjumlah 5 orang, menggiring keluar hingga dilokasi parkir roda dua belakang Kantor DRPD Kota Pekanbaru.
“Disana saya kembali diinterogasi dengan berbagai pukulan, ditinju ditendang. Dengan bertanya siapa dibelakangmu, siapa yang nyuruh kamu, tanya preman itu. Jawab saya tidak ada,” terangnya.
Kurang lebih 1/2 jam dilokasi perkir itu, para preman ini kembali menggiring poniman kedalam ruangan bu Rika, seraya memaksa saya untuk minta maaf kepada bu Rika.
“Usai di dalam itu, lalu saya dilepas, dengan ancaman oleh preman-preman itu, untuk tidak menggunggu bu Rika lagi,” pungkas Amponiman..
Sementara itu saat dikonfirmasi suaraaktual.co, (29/8/2019), Badria Rikasari, pejabat Eselon IV (dengan jabatan Bndahara Sekwan DPRD Kota Pekanbaru, yang kerap disapa rika membantah adanya kejadian pengeroyokan itu.
Dikatakan Rika, saat itu ia sedang berada di luar kota, dan tidak tau soal kejadian tersebut. “Ngak tau saya. Saya sedang di luar kota. Sms aja yah,” ujar Rika, ketika dikonfirmasi awak media dan memblokir whatsapp wartawan. ***
Editor: Amran