JAKARTA– Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono, menyebar Tim Intelijen jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Kapolda mengatakan dilakukan untuk deteksi dini, dan meminimalisir kerawanan. Sehingga, keamanan dan ketertiban bisa tetap dijaga pada saat pelantikan berlangsung.
Tim intelijen Polda Metro Jaya diharap bisa mendeteksi apa saja yang akan terjadi saat pelantikan. Semua ini guna agar anggotanya bisa melakukan antisipasi.
“Intelijen tolong dilakukan diteksi dini tentang hal apa yang akan terjadi. Kemudian Karo Ops siapakan langkah keamanan agar siap mengantisipasi sehingga kita nggak terdadak. Kalau kita terdadak, itu nggak baik dan nggak bagus. Tapi kalau kita sudah antisipasi semuanya, kita dapat minimalisir gangguan yang lebih besar,” ucap Gatot, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (9/10).
Untuk itu, dia mengimbau jajaranya menyiapkan pengamanan sebaik mungkin dalam pelantikan. Gatot mau semua anggotanya tidak lengah dan bisa terus memantau situasi kerawanan saat pelantikan berlangsung.
“Rekan-rekan sudah ketahui potensi kerawanan apa yang sudah kita hadapi. Mari kita persiapkan semuanya dengan baik,” kata dia lagi.
Diberitakan sebelumnya, MPR kembali meralat jam pelantikan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin pada Minggu 20 Oktober 2019. Dari sebelumnya dilakukan sore hari pukul 16.00 WIB kini menjadi pukul 14.00 WIB.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan setelah melalui proses diskusi dengan para pimpinan MPR. Maka diputuskan pelantikan dilakukan sekira pukul 14.00 WIB.
“Tadi ada wacana kalau jam 16.00 terlalu mepet dengan maghrib. Akhirnya kita sepakat untuk mengusulkan kepada kesekjenan, maupun protokol istana, dan Presiden agar dilakukan jam 14.00 WIB,” ujar Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/10).
Bambang menjelaskan, dilukukan pelantikan pukul 14.00 WIB ini karena MPR tidak ingin menggangu kegiatan masyarakat dalam berolahraga di car free day Sudirman-Thamrin. Termasuk masyarakat bisa melaksanakan ibadah terlebih dahulu sebelum menyaksikan pelantikan itu.
“Karena car free day berakhir jam 11.00, kemudian ibadah juga bisa selesai jam 12.00-an jam 13.00, kita juga yang muslim selesai salat zuhur, dan selesai upacara kita juga masih bisa solat ashar,” katanya.
Menjelang pelantikan tanggal 20 tersebut, MPR juga akan mengundang para mantan kepala negara. Termasuk tokoh-tokoh nasional. Sehingga bisa menghadiri acara sakral tersebut.
“Kami juga akan mendatangi, para kandidat Presiden Pak Prabowo, Pak Sandi Uno, Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, Kita juga akan mengunjungi para mantan presiden,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bamsoet memastikan pelantikan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin sebagai kepala negara dilakukan pada sore hari. Dari jadwal yang sebelumnya pada Minggu 20 Oktober 2019 pagi hari, sekira pukul 10.00 WIB, diubah menjadi pukul 16.00 WIB.
“Jadi 20 Oktober diundur dari awal jam 10.00 WIB menjadi 16.00 WIB, agar saudara-saudara kita bisa diberikan kesempatan beribadah pada pagi harinya,” ujar Bamsoet.
Politikus Partai Golkar ini juga berharap pelantikan Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai kepala negara bisa berjalan dengan aman dan lancar. Bahkan Bambang berharap unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa bisa ditunda dahulu.
Maksudnya, acara sakral pelantikan dua kepala negara ini tak perlu adanya aksi unjuk rasa. Karena hal itu akan menganggu ketertiban dan keamanan di hajatan penting tersebut.
“Maka saya ingatkan kepada adik-adik mahasiswa yang berniat untuk turun ke jalan saya imbau dan saya mohon dengan amat sangat jangan lakukan itu pada saat pelantikan. masih banyak waktu yang bisa dilakukan untuk memberikan aspirasi dan unjukrasa,” pungkasnya.
Editor : Amran