JAKARTA – Cikal bakal anggaran DKI Jakarta terus mendapat sorotan. Pasalnya, ada sejumlah usulan anggaran yang nilainya dianggap tidak wajar.
Salah satunya adalah anggaran Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem merek Aica Aibon.
Anggaran sebesar itu dibongkar Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana. Dalam akun twiter-nya William merasa heran anggaran untuk lem aica aibon saja bisa sampai miliaran rupiah.
“Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon Rp 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulannya. Buat apa?,” kata William, melalui cuitan melalui akun twitter miliknya.
Anggaran Rp82,8 miliar untuk membeli lem aica aibon tentu mengundang tanda tanya.
Dengan patokan lem Aibon ukuran 2,5 kg seharga Rp 184.000, maka anggaran tersebut bisa dibelikan 37.500 lem Aibon untuk 12 bulan alias 450.000 kaleng. Banyak banget kan?
BIsa dipakai untuk apa saja uang sebanyak Rp 82 miliar itu?
Seperti dikutip dari riset tim CNBC Indonesia, Rabu (30/10/2019), kalau ditimbun, jumlah lem aica aibon tersebut dapat mengisi dua rumah tipe 72 berlantai 2.
Kalau dibelikan iPhone seri terbaru dengan kapasitas simpanan 512 GB bisa beli 4.059 unit. Kalau dibelikan rumah tipe 72 dua lantai maka bisa buat beli 59 unit rumah.
Dengan asumsi anggaran pendidikan APBD DKI 2020 mencapai 31 persen, maka angka Rp 82,8 M tergolong kecil yaitu cuma 0,33 persen. Namun, kalau cuma dibelikan lem aica aibon sebanyak itu kok rasanya mubazir ya.
Jadi daripada dibelikan lem aica aibon, lebih baik dialokasikan untuk belanja produktif yang lain seperti renovasi atau peremajaan gedung-gedung sekolah, meningkatkan angka partisipasi pendidikan untuk level SMP dan SMA/SMK melalui pemberian beasiswa, pembangunan sekolah baru, pengembangan perpustakaan, dan lain-lain.
Sepanjang 2019, pemerintah provinsi DKI menganggarkan Rp 2 triliun untuk renovasi 149 sekolah. Kalau saja pos anggaran untuk beli lem Aibon tersebut dialokasikan untuk renovasi dan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak lumayan bisa menambah 6 – 10 sekolah lagi.
Anggaran tersebut juga sebenarnya bisa digunakan untuk memberikan program beasiswa kepada siswa yang kurang mampu tetapi berpotensi terutama untuk mereka yang terancam berhenti sekolah di level SMP. Terakhir, Angka Partisipasi Murni (APM) DKI untuk tingkat SMA/SMK masih di bawah 60 persen.
Jadi dana Rp 82,8 miliar tadi kalau di alokasikan untuk sektor pendidikan bisa berdampak lebih signifikan. Tentu program pemberian beasiswa juga harus tepat sasaran. (sumber: detiknews.com)
Redaksi: Amran