Sumatratimes.com — Kapal induk buatan dalam negeri pertama milik China dilaporkan berlayar di Selat Taiwan pada Minggu (17/11).
Kegiatan itu membuat Taipei geram lantaran dilakukan menjelang pemilihan umum Taiwan pada Januari mendatang.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menuding China berupaya mengintimidasi rakyat Taiwan dan ikut campur dalam pesta demokrasi negaranya.
“Rakyat dan pemilih tidak akan terintimidasi!” seru Wu melalui kicauannya di Twitter.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah telah mengerahkan kapal dan pesawat intai untuk melacak serta memonitor pergerakan kapal induk China tersebut.
Kemhan Taiwan menuturkan bahwa kapal-kapal militer Amerika Serikat dan Jepang juga ikut memantau pergerakan kapal induk itu selama berlayar di Selat Taiwan.
Relasi antara China dan Taiwan memang terus merenggang, terutama setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkuasa sejak 2016 lalu.
Tsai merupakan Presiden Taiwan yang pro-demokrasi. Ia bahkan dengan lantang mengupayakan Taiwan merdeka dari China.
Perempuan 63 tahun itu bahkan tak segan menjalin relasi lebih dekat lagi dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, sebuah langkah yang kerap membuat China marah.
Sejak Tsai berkuasa, China di bawah komando Presiden Xi Jinping terus memperkuat tekanan terhadap Taiwan baik secara diplomatik maupun ekonomi.
Sementara itu, Tsai juga ikut mencalonkan diri lagi dalam pemilu tahun depan untuk mengamankan periode keduanya.
Merespons operasi kapal induk China, Tsai mengatakan Beijing dan Taipei sama-sama bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan stabilitas antara kedua belah pihak.
“Beijing harus menghargai perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” ucap Tsai melalui pernyataan dari kantornya seperti dikutip AFP. (sumber: CNN Indonesia)
Sumber: Amran