Sumatratimes.com – Kelompok hak asasi manusia Uighur mengatakan bahwa Cina memiliki puluhan pusat penahanan, penjara, dan apa yang disebut kamp pendidikan ulang di wilayah otonom Xinjiang di bagian utara Cina.
Menurut kelompok itu, di Xinjiang, orang-orang yang mayoritas Muslim Xinjiang dan etnis Turki menghadapi penahanan massal yang tak terlihat sejak zaman holocaust.
Anders Corr, seorang mantan analis intelijen AS yang memberikan saran untuk kelompok itu pada penelitian mereka, mengatakan bahwa 40 persen dari situs yang ditemukan tidak diungkapkan sebelumnya kepada publik.
Pada 16 November, New York Times mempublikasikan Xinjiang Papers, sebuah dokumen internal Partai Komunis Cina yang mengungkapkan bagaimana pemerintah membuat program penahanan massal di Xinjiang.
Dokumen setebal 400 lebih halaman yang diterbitkan oleh New York Times merupakan salah satu kebocoran data terbesar dari dalam pemerintah Cina.
dokumen-dokumen itu dibocorkan oleh anggota lembaga politik Cina yang ingin memastikan Xi dan pejabat senior partai lainnya tidak luput dari kesalahan karena kebijakan tersebut. (sumber: detiknews)
Redaksi: amran