SUMATRATIMES.COM – Komisi Uni Eropa (UE) mengeluarkan dana bantuan kemanusiaan senilai 10 juta euro (lebih dari Rp155 miliar) untuk mengatasi krisis Rohingya di Bangladesh dan Myanmar.
Bantuan merupakan bagian dari rencana 33 juta euro (Rp510 M) yang sudah diumumkan awal tahun ini dan bertujuan memastikan bantuan bagi para pengungsi dan orang-orang terlantar di seluruh Negara Bagian Rakhine Utara Myanmar dan distrik perbatasan Cox’s Bazar di Bangladesh.
Menurut New Europe pada Selasa (24/12), UE telah membantu menyelamatkan banyak nyawa selama dua tahun terakhir sejak krisis dimulai.
“Bantuan kemanusiaan tidak dapat berhenti sekarang karena ratusan ribu orang Rohingya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Pendanaan tambahan hari ini adalah tanda lain yang jelas bahwa Uni Eropa tetap berkomitmen untuk berdiri di sisi Rohingya selama dibutuhkan,” kata Komisaris Manajemen Krisis UE, Janez Lenarčič.
“Kami akan terus mendukung para pengungsi dan masyarakat tuan rumah di Cox’s Bazar, serta orang-orang Rohingya yang rentan di Myanmar. Pada saat yang sama, UE terus berupaya untuk mengamankan kondisi untuk pengembalian Rohingya yang aman, bermartabat, dan berkelanjutan ke Myanmar,” lanjutnya.
Pendanaan tambahan akan fokus pada penyediaan perawatan kesehatan yang berkualitas dan membantu mengatasi kekurangan gizi bagi satu juta pengungsi Rohingya di Bangladesh, setelah kondisi kehidupan semakin memburuk selama beberapa bulan terakhir.
Ini juga akan memberikan nutrisi makanan dan perlindungan bagi semua pengungsi yang tinggal di negara bagian Myanmar, di mana situasi kemanusiaan semakin memburuk tahun ini karena meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut.
September 2019 menandai dua tahun sejak masuknya secara besar-besaran ke Bangladesh. Lebih dari 740.000 pengungsi Rohingya melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine Utara Myanmar.
Secara total, hampir 1 juta pengungsi tinggal di kamp-kamp di distrik Bazar Cox, sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan. (sumber: MNAnews.net)
Redaksi: Amran