SumatraTimes.co.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, polisi yang menjual masker hasil sitaan bisa mengembalikan uang hasil penjualannya kepada negara.
Menurut Mahfud, tindakan polisi menjual masker hasil sitaan itu diperbolehkan.
“Asal uangnya (hasil penjualan) tak dimakan sendiri boleh. Bisa dikembalikan ke negara atau dikembalikan dari mana dia (masker) disita,” ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).
Mahfud menilai polisi yang menjual masker hasil sitaan tidak melanggar hukum. Hanya saja, harus dilihat dulu latar belakang tindakan polisi saat melakukan penjualan tersebut.
“Menurut saya sih enggak (tidak melanggar hukum), tapi lihat motif dulu,” ujar Mahfud di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/3/2020).
Dia menjelaskan, tindakan polisi menjual barang yang disita harus dilihat motifnya. Sebab, jika dikatakan pidana menurut dia harus dilihat dari dua sisi.
“Pertama, actus reus (perbuatan yang melanggar pidana) sudah ada, yakni menjual. Tapi, mens rea (sikap batin) apa niatnya? Kalau niatnya menolong orang yang butuh ya boleh saja, ” lanjut Mahfud.
Dia menambahkan, yang terpenting penjualan itu bisa dipertanggungjawabkan dan masyarakat yang membutuhkan bisa dilayani.
Diberitakan, Polres Metro Jakarta Utara akan menjual kembali ribuan masker yang mereka sita dari tersangka HK dan TK pada Rabu (4/3/2020).
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, mengatakan penjualan masker sitaan ini dilakukan karena tingginya permintaan masker di masyarakat.
“Kami tahu bahwa masyarakat membutuhkan masker-masker ini. Kami dari aparat kepolisian, kami melaporkan kepada pimpinan kami dalam hal ini Kapolda Metro Jaya bahwa kami akan melaksanakan diskresi, dan dilindungi undang-undang,” kata Budhi di kantornya, Kamis (5/3/2020).
Masker yang ditimbun para tersangka merupakan masker non-alat kesehatan yang harganya Rp 22.000 per boks. Tersangka kemudian menjual dengan harga Rp 200.000 per boks.
Budhi menyebutkan, masker ini mereka jual sesuai dengan harga aslinya, yakni Rp 4.000 per 10 lembar masker. Setiap warga dibatasi hanya boleh membeli dua paket masker.
“Maksimal per orang hanya bisa membeli dua bungkus agar semua masyarakat bisa kebagian dan merata mendapatkan maskernya,” ujar Budhi.
Nantinya, uang dari hasil penjualan masker itulah yang akan dijadikan sebagai barang bukti terhadap kedua tersangka penimbunan masker tersebut.
Adapun penangkapan kasus penimbunan masker tersebut bermula dari penemuan penjualan masker dengan harga tak wajar di Pademangan, Jakarta Utara.
Polisi lantas mengembangkan kasus ke daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, dan menemukan ribuan masker timbunan tersebut. Total ada 72.000 lembar masker yang diamankan oleh Polres Metro Jakarta Utara. (sumber: kompas.com)
Editor : Amran