SumatraTimes.co.id – Warga Arab Saudi mulai mengunjungi kembali mal dan pusat perbelanjaan pada Rabu setelah lockdown ketat untuk mencegah virus Corona dilonggarkan.
Petugas keamanan mengukur suhu pengunjung saat hendak memasuki mal kelas atas di pusat kota Riyadh. Aroma sanitizer yang kuat tercium di seluruh toko peralatan rumah, kosmetik, dan pakaian.
Pembeli juga harus menjalani pemeriksaan suhu di pintu masuk toko-toko. Jika suhu tubuh mereka menunjukkan 38 derajat Celcius maka akan dipindahkan ke pusat medis terdekat, menurut laporan Arab News, 30 April 2020.
Pembeli akan diminta untuk menjaga jarak dua meter satu sama lain, memakai masker wajah dan sarung tangan saat menggunakan troli atau barang belanjaan, menghindari menguji produk, dan tidak boleh ditemani lebih dari satu orang.
Anak-anak di bawah usia 15 tahun tidak akan diizinkan masuk, sementara orang tua dan orang-orang dengan penyakit kronis seperti jantung, paru-paru dan penyakit ginjal, dan kondisi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh disarankan untuk tinggal di rumah.
Tempat-tempat hiburan bersama dengan kafe dan restoran di pusat perbelanjaan akan tetap ditutup bersama dengan ruang ganti pakaian dan tempat salat.
Kementerian Perdagangan dan Investasi Saudi mengungkapkan telah menerima lebih dari 12.000 laporan keterlambatan pengiriman sejak awal Ramadan karena saking banyaknya konsumen yang berbelanja online.
Banyak yang menyambut kelonggaran lockdown setelah terkurung di rumah karena jam malam yang diberlakukan sejak akhir Maret, terutama dengan dimulainya bulan suci Ramadan pada hari Jumat.
Menurut Reuters, Kerajaan Saudi pada hari Minggu melonggarkan jam malam menjadi antara pukul 9 pagi hingga 5 sore kecuali di Mekah. Sekolah, restoran, masjid dan tempat-tempat umum lainnya di mana jarak sosial sulit dipertahankan tetap tertutup dan pertemuan sosial lebih dari lima orang dilarang.
“Pembukaan kembali dilakukan dengan cara yang terbatas, ini dilakukan dengan sangat baik sehingga kami bisa mendapatkan barang-barang penting kami,” kata warga Saudi bernama Faisal al-Qanas yang berusia 22 tahun di Hayat Mall kepada Reuters.
Belanja online masih terbilang baru di kerajaan sehingga mal tetap populer, terutama untuk sejumlah besar warga Arab Saudi di bawah 30 tahun, yang membentuk sekitar 80% dari 30 juta populasi negara itu. Banyak pembeli pada hari Rabu adalah perempuan muda.
“Mereka telah mengambil tindakan pencegahan, ada sarung tangan, masker, dan mereka memastikan orang menjaga jarak yang cukup antara satu sama lain,” kata Nojod Alshammari, 19 tahun, yang juga mengunjungi Hayat Mall.
Di daerah selatan Batha, Riyadh, tempat banyak pekerja asing berpenghasilan rendah tinggal dan bekerja, toko-toko dan pasar terbuka dipenuhi orang-orang, beberapa mengenakan masker atau sarung tangan.
Vendor sangat menantikan pelanggan kembali.
“Saya harap saya dapat memperoleh beberapa keuntungan hari ini, karena beberapa minggu terakhir sudah merugi dan saya kehabisan sebagian besar tabungan saya,” kata Khorshid, seorang penjual buah dan sayur Pakistan.
Dia menjual produk dari gerobak kecil di pinggir jalan berdebu dengan harga setengah dari supermarket besar.
“Saya ingin menjual sebanyak mungkin. Saya tidak mengirim uang kepada istri dan anak-anak saya selama dua bulan terakhir,” ujarnya.
Sementara itu pada hari Rabu, perusahaan kontraktor dan pabrik juga melanjutkan kegiatan tanpa batasan waktu. Arab Saudi terdapat total 9.000 pabrik, dan sekitar 3.000 di antaranya telah beroperasi dengan kapasitas produksi penuh untuk menyediakan makanan dan produk farmasi.
Hingga Rabu Arab Saudi telah mencatat 1.325 kasus baru virus Corona, sehingga jumlah total menjadi 21.402 kasus, di mana 18.292 adalah kasus aktif.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan 169 pasien yang baru sembuh, dengan total 2.953 pasien sembuh. Lima kematian baru virus Corona dilaporkan, meningkatkan jumlah korban jiwa virus Corona di Arab Saudi menjadi 157. ***
Sumber: Tempo.co
Editor: amran