SumatraTimes.co.id – Pengembangan drone canggih oleh pemerintah akhirnya menggeser rencana dukungan pemerintah terhadap pengembangan proyek pesawat 80 penumpang (R80) dalam proyek strategis nasional (PSN) 2020-2004.
Pesawat R80 dirintis oleh mantan Presiden BJ Habibie melalui swasta PT Regio Aviasi Industri (RAI) sebagai penerus pengembangan pesawat N250 yang tertunda kala krisis 1998.
“Di mana 3 proyek terkait pengembangan drone itu sebagai pengganti proyek yang dikeluarkan antara lain R80 dan N245. Sehingga dialihkan menjadi teknologi drone yang dianggap lebih cocok dengan situasi saat sekarang dan pengembangannya sudah dimulai oleh PTDI,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai ratas soal Proyek Strategis Nasional (PSN), Jumat (29/5)
Ia mengatakan dari 245 proyek PSN yang terbaru, tapi yang memenuhi kriteria sebanyak 89 proyek. Artinya 156 proyek belum direkomendasikan karena itu masih membutuhkan dukungan kementerian teknis dan perlu kelengkapan dan perlu memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagai PSN.
Airlangga bilang Presiden Jokowi berharap proyek-proyek strategis prioritas yang punya dampak kepada masyarakat, terhadap pertumbuhan, dan terkait dengan pengembangan sosial ekonomi.
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi menekankan pentingnya pengembangan teknologi di sektor energi, pangan, farmasi, termasuk pertahanan yang sampai saat ini masih membutuhkan riset untuk lebih maju ke depannya, antara lain pengembangan drone canggih.
“Drone ini hati-hati. Kita sudah bisa kembangkan drone. Coba kita lihat kemarin peristiwa (Iran) penggunaan drone yang dipersenjatai. Setelah menembaki kendaraan militer masih ada yang lari, masih dicari,” kata Jokowi Kamis (30/1/2020).
“Tank menjadi tidak berdaya. Inilah riset ke depan yang harus kita loncatkan, sehingga negara kita tidak tertinggal. Sehingga kita harapkan itu jadi nilai tambah bagi negara dan perekonomian,” jelasnya.
Jokowi pun meminta Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (BRIN) bisa mengajak kerja sama semua elemen. Tidak hanya bekerja sama dengan kementerian dan lembaga pemerintahan, melainkan juga kepada sektor swasta.
Saat ini, Indonesia sedang mengembangkan drone canggih yang bisa jadi alat pengintaian untuk kepentingan pertahanan. Konsorsium yang terdiri dari BPPT, Kemenhan, TNI AU, PT DI, PT Len, dan ITB sudah mampu membuat prototipe pesawat drone bertipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) bernama ‘Black Eangle’ atau Elang Hitam.***
Sumber : CNBC Indonesia
Editor : Amran