SumatraTimes.co.id – Tim dan Admin Bagansiapiapi Tempo Doeloe melakukan kunjungan ke rumah penulis, seniman dan budayawan kebanggaan Bagansiapiapi, almarhum Sudarno Mahyudin, Senin, 22 Juni 2020.
Kunjungan Tim dan Admin Bagansiapiapi Tempo Doeloe disambut Rezi Anka Tasin, menantu almarhum Sudarno Mahyudin. Tim Bagansiapiapi Tempo Doeloe bermaksud ingin mengetahui lebih dalam tentang penulis dan seniman kelahiran Bagansiapiapi, 26 September 1940.
Seperti diketahui pada tahun 2002, Sudarno Mahyudin pernah mendapat penghargaan berupa Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan Riau dari Yayasan Sagang.
Beberapa karya novel dan cerita rakyat Sudarno Mahyudin di antaranya novel cerita rakyat Sungai Yang Menjadi Saksi Hidup, keluar sebagai pemenang kedua Sayembara Penulisan Cerita Daerah Riau.
Novel-novelnya yang lain yang sudah dibukukan adalah Insiden Kapal Nautilus (1988, 1989, 2002), Putri Sei Melur (1987), Pendekar Musalim (1992), Pahlawan Perang Dalu-Dalu (1996), Raja Kecik (1989, 1991, 1996), Tenggelamnya Kapal Malaka’s Welvaren (1995, 1996), Pergolakan Pereban (1989, 2001, 2005, 2007), Menentang Matahari (1996, 2001, 2005, 2007), Muda Cik Leman (2003, 2006), Gema Proklamasi RI Dalam Peristiwa Bagansiapiapi (2006), Cinta Dalam Sekam (2006), Tatakrama Melayu, Suatu Warisan Budaya (2006), Intan Kaca (2007), Tiga Naskah Teater Tradisional Melayu Riau (2007), Senarai Profesi Keras Datang, Merak Menanti (2007), Pengantin Lipan (2008), Rayap (kumpulan cerpen, 2008), Prolog, Kronologis dan Epilog Peristiwa Bagansiapiapi(2008).
“Papa itu orangnya sangat disiplin. Setelah subuh dia selalu duduk sambil mengetik di meja, hingga akhirnya menjadi sebuah karya. Selain pandai menulis beliau juga pandai berpidato,” ungkap Rezi Anka Tasin, menantu Sudarno Mahyudin.
Selain menulis Novel beliau juga menulis skenario drama/teater. Diantara naskahnya adalah Kudeta (pemenang II sayembara Penulisan Skenario Film yang diselenggarakan Departemen Penerangan RI), skenario film/sinetron James Bagio vs Wrong Gang (ditayangkan TVRI), skenario film/sinetron Mencari Pencuri Anak Perawan (berdasarkan roman detektif karya Soeman Hs dan ditayangkan TVRI), skenario film/sinetron Nara Singa (ditayangkan TVRI), skenario film/sinetron Awang Mahmuda (ditayangkan TVRI).
Rio Almusata, selaku Ketua dan Admin Bagansiapiapi Tempo Doeloe, sangat menghargai tulisan dan karya Sudarno Mahyudin. Rio ingin menyingkronkan Sejarah Bagansiapiapi. “Insya Allah, kita akan menyingkap yang belum terungkap,” tutupnya.***
Editor: Amran