SumatraTimes.co.id – Uni Eropa memberikan persetujuan bersyarat untuk penggunaan antivirus remdesivir pada pasien Covid-19 yang parah setelah proses peninjauan dipercepat.
Persetujuan pada Jumat kemarin (3/7/2020) menjadikannya yang pertama di kawasan itu sebagai terapi resmi untuk mengobati virus.
Langkah ini dilakukan hanya seminggu setelah Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA) memberikan lampu hijau untuk obat tersebut, yang diproduksi oleh Gilead Sciences (kode saham GILD di Nasdaq).
Obat ini bisa digunakan pada orang dewasa dan remaja dari usia 12 tahun yang juga menderita pneumonia dan membutuhkan dukungan oksigen.
Persetujuan ini juga diteken hanya beberapa hari setelah perusahaan mengalokasikan hampir semua pasokan Amerika Serikat selama 3 bulan ke depan.
“Kami tidak akan meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat dalam upaya kami untuk mendapatkan perawatan atau vaksin yang efisien terhadap virus corona,” kata Stella Kyriakides, Komisaris Uni Eropa untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (4/7).
Komisi mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya sedang dalam negosiasi dengan Gilead untuk mendapatkan dosis remdesivir untuk 27 negara Uni Eropa.
Remdesivir dalam permintaan tinggi setelah obat yang diberikan secara intravena membantu mempersingkat waktu pemulihan rumah sakit dalam uji klinis. Obat ini diyakini paling efektif dalam mengobati pasien Covid-19 lebih awal dalam perjalanan penyakit daripada terapi lain seperti steroid dexamethasone.
Kendati begitu, karena remdesivir diberikan secara intravena paling tidak selama 5 hari, obat ini biasanya digunakan pada pasien yang cukup sakit untuk memerlukan rawat inap. Lampu hijau UE ini semakin memperluas penggunaan remdesivir di seluruh dunia.
“Amerika Serikat sebelumnya memanfaatkan untuk penggunaan darurat dan juga disetujui sebagai terapi Covid-19 di Jepang, Taiwan, India, Singapura dan Uni Emirat Arab,” kata manajemen Gilead.
Otorisasi pemasaran bersyarat adalah salah satu mekanisme regulasi UE yang dibuat untuk memfasilitasi akses awal ke obat-obatan yang memenuhi kebutuhan medis yang tidak terpenuhi, termasuk untuk situasi darurat sebagai respons terhadap ancaman kesehatan masyarakat seperti pandemi saat ini, kata Komisi.
Persetujuan ini berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang atau diubah menjadi otorisasi pemasaran tanpa syarat jika semua data yang diperlukan tersedia mengenai kemanjuran dan efek sampingnya.
Badan ini meninjau data saat tersedia secara bergulir, sementara pengembangan masih berlangsung. Laporan berkala EMA dimulai pada akhir April.
Gilead Sciences adalah perusahaan biofarmasi yang berbasis di Foster City, California, Amerika Serikat (AS) yang meneliti, mengembangkan dan mengkomersialkan obat-obatan. Perusahaan ini berfokus terutama pada obat antivirus yang digunakan dalam pengobatan HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan influenza, termasuk dua obat hepatitis C yakni Harvoni dan Sovaldi.
Mengacu situs resminya, perusahaan ini pertama kali tercatat di Bursa Nasdaq, AS, pada Januari 1992 dengan kode saham GILD.
Saat ini, data perusahaan mencatat, Gilead Sciences didukung lebih dari 11.000 karyawan. Kantor pusatnya berlokasi di 333 Lakeside Drive, Foster City, California, 94404. Foster City adalah kota yang terletak di San Mateo County, California. Gilead awalnya didirikan di Negara Bagian Delaware.
Harga Obat Covid-19 Remdesivir Gilead
Gilead Sciences pada Senin (29/6/2020) mengumumkan obat Covid-19 Remdesivir akan dijual seharga US$3.120 atau Rp 43 juta per pasien untuk pengobatan selama 6 hari. Harga ini dikenakan pada pasien AS yang dibayari oleh asuransi komersil.
Perusahaan mengumumkan rencana penetapan harganya sebagai persiapan untuk mulai menagih obat pada bulan Juli. Gilead juga telah menyumbangkan dosis ke pemerintah AS untuk didistribusikan sejak menerima otorisasi penggunaan darurat pada bulan Mei.
Pembuat obat itu mengatakan akan menjual remdesivir seharga US$ 390 per botol ke pemerintahan “negara-negara maju” di seluruh dunia atau Rp 5,4 juta, dan harga untuk perusahaan asuransi swasta mencapai US$ 520 per botol atau Rp 7,2 juta.
Di AS sendiri, Gilead akan membebankan harga yang lebih rendah untuk program pemerintah. Sebagian besar pasien yang diobati dengan remdesivir akan menerima terapi pengobatan lima hari menggunakan enam botol remdesivir.
Untuk biaya yang dibebankan ke pemerintah AS menjadi US$ 2.340 untuk pasien yang menjalani perawatan lima hari dan US$ 3.120 untuk pasien yang diasuransikan secara komersial.
“Pada tingkat ini kami telah menetapkan harga remdesivir dan dengan program pemerintah, bersama dengan bantuan tambahan Gilead sesuai kebutuhan, kami percaya semua pasien akan memiliki akses,” CEO Gilead Daniel O’Day mengatakan dalam sebuah surat terbukanya dilansir CNBC International.***
Sumber: CNBC Indonesia
Editor: amran