SumatraTimes.co.id – Dampak dari wabah Covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih enam bulan membuat pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam menurun dan meleset dari target.
Dari Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang diajukan Pemko Batam untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2020, terjadi defisit mencapai Rp 495 miliar.
Wali Kota Batam H Muhammad Rudi, mengatakan, pada APBD murni 2020, penerimaan pendapatan semula ditargetkan Rp 3.013.894.580.542, lalu berubah menjadi Rp2.518.197.912.026. Angka defisit mencapai Rp 495.696.668.516.
Ia merinci, PAD Batam 2020 semula ditargetkan Rp 1,499 triliun, berubah menjadi Rp 1,006 triliun atau turun 32,91 persen.
Kemudian, dana perimbangan Batam tahun anggaran 2020 semula Rp 1,122 triliun, berubah menjadi Rp 1,096 triliun.
Kemudian, lain-lain pendapatan yang sah, semula Rp 337,1 miliar, berubah menjadi Rp 379,8 miliar, naik Rp 42,76 miliar atau 12,69 persen.
Kemudian, penerimaan daerah dari sisi pembiayaan pada tahun anggaran 2020, semula Rp 55 miliar, berubah menjadi Rp 35.380.532.738 atau turun 35,67 persen.
Sementara untuk belanja daerah, Rudi mengungkapkan, perubahan yang diajukan dalam rancangan perubahan KUA dan PPAS Tahun 2020, disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20 Tahun 2020 tentang percepatan penanganan Covid-19 dan SKB Mendagri dengan Menkeu Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang percepatan penyesuaian APBD 2020 dalam rangka penanganan Covid-19 serta pengamanan daya beli masyarakat dan perekonomian nasional.
Rencana belanja APBD Batam 2020 semula Rp 3.013.894.580.542, berubah menjadi Rp2.518.197.912.026. Belanja tidak langsung semula direncanakan Rp1.097.735.712.311 berubah menjadi Rp1.104.714.172.968 atau naik 0,64 persen.
Sementara belanja langsung, semula direncanakan Rp 1.916.158.868.230 berubah menjadi Rp 1.413.483.739.057 atau turun 26,23 persen. Sementara untuk pembiayaan daerah, penerimaan pembiayaan pada APBD Kota Batam Tahun 2020 semula Rp 55 miliar, berubah menjadi Rp 35.380.532.738 atau turun 35,67 persen.***
Sumber: jpnn/jpg.com
Editor : amran