SumatraTimes.co.id – Banyak usaha menengah, kecil dan mikro nyaris bangkrut akibat melemahnya daya beli masyarakat dampak dari wabah corona virus disease (Covid-19).
Namun ada juga usaha menengah, kecil dan mikro mampu bertahan. Bahkan menunjukan tren positif meningkatnya produksi dan konsumen. Contohnya usaha industri rumah tangga (IRT) Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk di Kepenghuluan Batu Hampar, Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Ahad, 30 Agustus 2020, jelang tengah hari, di bawah panas terik matahari, saya berkunjung ke Rumah Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk, yang berada di Jalan Syekh Zainuddin, Kepenghuluan Batu Hampar, Tanah Putih Tanjung Melawan.
Di rumah bercat hijau di RT 003/RW 002 itu, saya berjumpa dengan pemilik usaha Dodol Ketan Ayam Putih Punguk, Rahmad Pantun. Rahmad, yang sudah mengetahui maksud kedatangan, langsung mengajak masuk menuju dapur di belakang rumah.
Disamping belakang rumah, di bawah rimbunan pohon kelapa dan pepohonan lainnya, terlihat tiga orang tengah memasak dodol mengunakan wajan kuwali besar di atas tungku perapian.

Mereka adalah Farida Wani, dibantu Nadi dan rekannya. Keduanya pemuda Kepenghuluan Batu Hampar. Ditangan Farida Wani, ibu dari Rahmad Pantun, Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk diracik. Proses pembuatan dodol dimulai pagi hari dengan memarut dan mempersiapkan santan kelapa kental.
Sementara itu, wajan kuwali dan tungku perapian, disiapkan. Setelah santan kental disiapkan, tungku perapian dari kayu dinyalakan. Wajan kuwali di atas tungku mulai memanas. Perlahan-lahan Farida menuangkan santan kental kedalam wajan kuwali, disusul dengan tepung beras ketan dan gula pasir, sambil terus diaduk-aduk tanpa jeda, dengan mengunakan api besar sampai adonan menyatu dan mengental.
Setelah adonan dodol mengental, seterusnya dimasak dengan mengunakan api kecil dan bara api, sampai kehitaman dan berminyak. Setelah dirasa cukup matang, dodol dipindahkan kepanci serta didinginkan.

“Satu kali masak adonan bisa sampai 20 kg. Tergantung pesanan juga, dan proses pembuatan dodol bisa berlangsung 6-8 jam. Diaduk-aduk sampai menghitam tanpa terasa pahit,” kata Rahmad.
Setelah dingin, dodol dikemas dalam kemasan plastik mika 1 kg dan 0,5 kg, serta kemasan dari sumpik (kantong) dari anyaman daun pandan. Sumpik dari anyaman daun pandan itu unik, menjadi ciri Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk.
Dodol yang sudah dikemas, kata Rahmad, dapat bertahan maksimal satu bulan, dan dodol bungkus (sumpik) anyaman daun pandan bisa lebih lama, lebih dari satu bulan.
“Dodol yang dibungkus dengan sumpik (anyaman) pandan dengan berat 1 kg harganya Rp 80.000. Sumpik daun pandan dibeli dari ibu Ani, warga Batu Hampar sini juga. Sedangkan harga 1 kg dodol bungkus plastik mika Rp 70.000, dan yang setengah kilo Rp 35.000,” sebut Rahmad.
Usaha Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk, kata Rahmad, sudah dirintis sejak tiga tahun lalu. Pada tahun 2020 ini, kata Rahmad, memasuki tahun ke tiga usaha dodol ketan dan sudah mengantongi ijin PI-RT dari Diskop dan UKM Pemkab Rohil serta lebel halal dari MUI.
Pemasaran Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk, tambah Rahmad, selain secara konfensional, juga dilakukan melalui media sosial facebook dan instagram.
“Diawal usaha dodol paling banter satu kali masak satu bulan. Bahkan terkadang tak ada pesanan. Pesanan hanya pada hari raya atau hari besar saja. Tapi sekarang ini, alhamdulillah meski sedang wabah Covid-19 pesanan meningkat. Sekarang sudah bisa masak dodol enam kali sebulan. Pesanan juga meningkat saat lebaran dan hari besar,” ujar Rahmad.
Para pejabat juga banyak yang datang berkunjung, membeli dan bahkan disuguhkan oleh-oleh Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk, seperti Anggota DPD RI Hj Instiawati Ayus, Danrem 031/WB Riau Brigjen M Syeck Ismed, Anggota DPRD Riau Hj Karmila Sari, dan pengusaha yang mantan Anggota DPRD Riau Siswaja Muljadi, diantara yang pernah mencicipi legit dan manisnya Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk.
“Usaha Dodol Ketan Ayam Putih Pungguk ini murni usaha keluarga, sehingga istri, ponakan, ibu dan saya juga ikut terlibat memasarkan Dodol Ayam Putih Pungguk ke konsumen,” tandas Rahmad.***
Penulis: Amran