SumatraTimes.co.ud – Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Kuantan Singginggi (Kuansing) mengusut kasus perjudian yang berkedok permainan anak atau sering disebut gelanggang permainan (gelper) yang berada di kabupaten Kuansing, Selasa, 31 Agustus 2020.
Permainan tersebut semakin marak dan menjamur membuat resah masyarakat sekitar karena sangat memberi dampak negatif ke seluruh lapisan masyarakat yang ada di sekitaran tempat tersebut.
Gabungan mahasiswa yang berasal dari Kuansing yang tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Daerah (AMPER) Kuansing yang telah mendapatkan informasi dari beberapa masyarakat melakukan ak unjuk rasa di depan Reskrimsus Polda Riau meminta agar Gelper yang ada di Kuansing segera di basmi atau di tutup.
Aliansi Mahasiswa Peduli Daerah (AMPER) Kuansing mengajukan beberapa tuntutan ke pihak Reskrimsus Polda Riau salah satunya meminta ditangkapnya seseorang yang berinisial H, karena diduga sebagai orang yang membekingi seluruh gelanggang permainan yang ada di Kuansing.
“Tempat perjudian ini sangat berdampak negatif untuk lingkungan sekitar dan yang namanya perjudian itu dilarang oleh agama dan melanggar undang-undang. Saya berharap agar tempat perjudian yang ada di kabupaten Kuansing ini cepat ditanggapi dan segera digusur, oleh karena itu pihak kepolisian sebagai penegak hukum negara sangat berperan penting untuk menangani kasus ini,” kata Suhanta Naldy, selaku Koordinator Lapangan 1 AMPER Juansing.
Menurutnya, gelper (gelanggang permainan) berperan besar menciptakan maraknya angka kriminalitas di lingkungan sosial terutama untuk masyarakat Kuansing karena arena perjudian dijadikan asumsi utama untuk mencari keuntungan bagi sekelompok oknum.
“Hal ini tentu berdampak negatif bagi lingkungan setempat. Semoga aparat pengak hukum mampu berkontribusi penuh dalam menyikapi menjamurnya mesin-mesin gelper di Kabupaten Kuansing ” tambah Arija Kurniawan,selaku Koordinator Lapangan 2 AMPER Kuansing.
Hal senada juga disampaikan Muhammad Eko Saputra, selaku Koordinator Umum AMPER Kuansing. Eko mengatakan AMPER Kuansing akan terus pantau perkembangan tuntutan yang telah diserahkan. Jika perlu, kata Eko, akan turun kembali dengan masa yang lebih banyak hingga semua di basmi karena berdampak buruk bagi psikologi generasi muda Kuansing dan menghilangkan citra Kota Jalur di mata orang-orang. “Jika perlu copot kapolres Kuansing jika tidak mampu mengatasi hingga ke orang yang membekingi helper ini,” tegas Eko.***
Penulis: dian ratna sari
Editor: amran