BAGANSIAPIAPI, sumatratimes.co.id – Pembentukan provinsi Riau Pesisir tersebut sebetulnya sudah lama diwacanakan oleh H.Annas Maamun. Gaung pembentukan provinsi Riau Pesisir tersebut ketika beliau menjabat gubernur Riau. Dirinya juga mau sama-sama ikut berjuang untuk membentuk Provinsi Riau Pesisir. Demikian hal ini di jelaskan oleh tokoh masyarakat Rokan Hilir H.Nasrudin Hasan ketika ditemui Journalis sumatratimes.co.id seusai menghadiri paripurna hari jadi kabupaten Rokan Hilir di Gedung DPRD Rohil Jalan Pesisir Sungai Rokan komplek perkantoran batu enam Bagansiapiapi, Minggu (04/10/2020) lalu.
“Jadi dalam hal perkembangan daerah otonomi saya rasa wajar-wajar saja Riau Pesisir di paparkan,”ujar Nasrudin Hasan, mantan ketua DPRD Rohil dua periode ini.
Dikatakannya, karena selama ini daerah Pesisir khususnya daerah Rokan Hilir merupakan penghasil minyak yang besar.
“Kalau di provinsi Riau daerah Rokan Hilir merupakan daerah penghasil minyak utama,”katanya.
Tambahnya, dari segi pembangunan di daerah pesisir seperti Rohil, Bengkalis, Dumai, Siak, Meranti sangat jauh sekali.
“Disamping topografinya memang masih perlu dibentuk provinsi terkhusus,”katanya.
Di jelaskannya topografi pesisir seperti pesisir Bengkalis, pesisir Meranti, pesisir Siak, pesisir Dumai dan pesisir Rohil yang tidak menyentuh pembangunan.
“Provinsi Riau Pesisir memang sudah masuk kalau kedepan moratorium pemekaran dibuka,”jelasnya.
Disebutnya, memang daerah pesisir Riau adalah daerah yang mampu membiayai dirinya sebagai daerah penghasil minyak terbesar.
Pemekaran tersebut tentunya ada syarat syarat potensi daerah yang di mekarkan seperti daerah pesisir riau.
“Bahkan pemekaran kabupaten Rokan Tengah, kota madya Bagansiapiapi, Kota Madya Bagasinembah dan Kabupaten Kuba (Kabupaten Rokan Utara,red). Apa yang disampaikan H.Annas Maamun, kalau memang serius berjuang dan ada waktunya harus pemekaran saya selaku mantan ketua DPRD Rohil sangat setuju dan mau ikut berjuang bersama,”tuturnya Nasrudin Hasan memungkasinya. (Gun)