SumatraTimes.co.id – Ratusan mahasiswa asal Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) di Riau dan daerah lain di berbagai daerah, yang mengatas namakan Gerakan Rokan Hilir Menggugat Omnimbus Low, mendatangi Gedung DPRD Rohil di Kawasan Pusat Pemerintahan Pemkab Rohil di Bagan Centre, Batu Enam, Kamis, 8 Oktober 2020.
Ratusan mahasiswa yang datang mengenakan atribut almamater tersebut, yang mengatas namakan Gerakan Rokan Hilir Menggugat, tiba di jalan raya depan Gedung DPRD Rohil sekitar pukul 14.15 Wib. Iringan massa mahasiswa ini disertai satu unit mobil pic up. Massa mahasiswa juga membawa spanduk.

Polisi dari Sat Sabhara Polres Rohil sudah mengatur posisi di jalan masuk Gedung DPRD Rohil. Terlihat Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto, Waka Polres Rohil Kompol James Rianov Rajagukguk, dan Kapolsek Bangko Kompol Sasli Rais, berada diantara pagar betis polisi.
Polisi melalui pengeras suara menyampaikan bahwa demo belum mendapt ijin, sebab pemberitahuan akan melakukan aksi demo baru diterima Pilres Rohil, Rabu malam, 7 Oktober 2020.
Sesudahnya, pentolan mahasisiwa menyampaikan sikap dengan pengeras suara dari atas mobil pic up. Baru beberapa menit berorasi, tiba-tiba hujan deras turun. Massa mahasiswa dan polisi tetap bertahan. Suasana memanas meski cuaca hujan terasa dinggin.

Ditengah hujan deras, Wakil Ketua II DPRD Rohil Basirun Nur Efendi dan Anggota DPRD Rohil Dana Patra, bersama Setwan DPRD Rohil Sarman Syahroni, dan beberapa staf Setwan menjumpai massa mahasiswa.
Tiba-tiba massa mahasiswa yang berada di barisan depan didorong dari belakang. Terjadi saling dorong. Suasan terasa mencekam. Apalagi barisan anti huru hara yang bersenjatakan pentungan, mengenakan rompi dan berperisai merengsek maju dari dua sisi.
Dari barisan belakang massa mahasiswa ada yang melempar benda keras kearah pasukan huru hara. Lemparan benda keras juga mengarah ke Wakil Ketua DPRD Rohil Basiran Nur Efendi, dan lainnya. Salah seorang staf DPRD Rohil terpancing emosi, dan membalas dengan melempar microphone dan maju ke arah massa mahasiswa. Ia sempat ditenangkan Wakil Ketua dan Setwan, agar massa mahasiswa tidak semakin terpancing.
Satu personil huru hara tampak dibopong keluar barisan. Mata sebelah kanan terkena lemparan benda keras. Tak ada petugas medis. Personil tersebut diberikan perawatan sekedarnya saja, dan kemudian dibopong ke dalam Gedung DPRD Rohil.
Dari atas mobil pic up, Wakil Ketua DPRD Rohil Basiran Nurefendi mengijjinkan massa mahasiswa masuk ke halaman Gedung DPRD Rohil untuk menyampaikan pernyataan sikap. Di halaman Gedung DPRD Rohil massa mahasiswa berorasi. Mereka meneriakkan yel-yel dan menyampaikan kesesalan atas sambutan berlebihan aparat keamanan, serta meminta kepada Kasat Intel Polres Rohil untuk menyampaikan permohonan maaf.

Polisi juga meminta kepada mahasiswa harus bertangungjawab atas pelemparan sehingga menyebabkan satu personil mengalami cedera mata. Tapi akhirnya polisi dan massa mahaiswa sepakat saling memaafkan.
Ada 11 poin pernyataan sikap menolak UU Cipta Kerja. Salah satu poin menyampaikan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan DPR, serta meminta Presiden RI menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
Wakil Ketua II DPRD Rohil Basiran Nur Efendi menyampaikan apresiasi atas kedatangan massa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi mahasiswa. Mereka darang ke DPRD Rohil, jelas Basiran, menyampaikan aspirasi dan pernyataan sikap.
“Pada intinya mereka kan (datang menyampaikan aspirasi dan pernyataan sikap). Tidak menuntut kita,” kata polisi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Rohil.
Selanjutnya, jelas Basiran Nur Efendi, aspirasi dan pernyataan sikap massa mahasiswa itu akan disampaikan kepada Anggota dan Pimpinan DPRD Rohil, dan selanjutnya disampaikan kepada Pemkab Rohil.
“Agar selanjutnya disampaikan aspirasi mereka ke pemerintah dan atau ke DPR RI. Itu aja pada intinya tujuan mereka,” kata Basiran Nur Efendi.
Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto mengatakan meski ada anggota yang cedera akibat lemparan benda keras, pihaknya mengambil sikap mengalah. “Yang penting tidak rusuh,” kata Kapolres.
Lemparan dan mahasiswa yang didorong kedepan pagar betis polisi, dijelaskan Kapolres disebabkan ada sekelompok massa yang menyusup ke dalam massa mahasiswa. Mereka yang menyusup itu disuruh keluar oleh para mahasiswa dan polisi.
“Pelemparan dan mendorong itu dari orang tidak dikenal yang menyusup dari adik-adik mahasiswa. Orang luar yang tidak dikenal,” jelas Kapolres.
Disampaikan Kapolres unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja hampir terjadi di seluruh daerah di Indinesia. Polisi, terang Kapolres memsng diperintahkan mengamankan aksi demo menyikapi UU Cipta kerja. “Polres Rohil pun siap mengamankan, agar tidak anarkis,” terang Kapolres.
Mengantisipasi agar tidak terjadi kerusuhan, kata Kapolres, dikerahkan 140 personil Polres Rohil, 60-an personil dari Kompi Brimob, 50 personil Satpol PP dan 50 personil TNI dari Kodim 0321 Rohil yang disiagakan di Markas Kodim. Sementara dari massa mahasiswa, kata Kapolres, diperkirakan 70-an orang.
Massa mahasiswa bubar sekitar pukul 15.30 Wib, dalam situasi aman dan tertib.***
Pewarta: amran