SumatraTimes.co.id – Aksi demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa di Gedung DPRD Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (8/10), terkait penolakan omnibus law rupanya membawa satu cerita yang menarik perhatian.
Ini dialami tiga di antara mahasiswa yang ikut serta dalam aksi itu yakni Aldo, Alif, dan Bagus. Mereka dijaga sejumlah personil kepolisian yang salah satunya belakangan diketahui adalah rekan lamanya sendiri, Bripda Gilang.
“Gilang adalah teman satu sekolah kami. Walupun kami berbeda kepentingan dalam demonstrasi yang kami gelar, jadi usai demo kita memeluknya dan foto bersama,” kata Alif.
Ditengah keramaian, ia dapat melihat dengan jelas bahwa salah satu personil polisi yang ditugaskan mengamankan jalanya unjuk rasa adalah sahabatnya ketika masih duduk di bangku SMK.
“Kami temen dekat saat duduk di bangku SMK,” ungkapnya kepada wartawan.
Alif bahkan tidak menyangka akan bertemu dengan sehabatnya lamanya itu pada momen aksi demostrasi yang berlangsung di depan kantor DPRD Kota Batam itu.
Unjuk rasa mahasiswa dan buruh saat itu sebelumnya dihujani dengan orasi yang menuntut penolakan UU Ciptakan kerja yang telah disahkan oleh DPR beberapa waktu lalu. Akibatnya, kericuhan sempat terjadi. Namun, hal tersebut dapat dihindari.
“Kenapa kami ini dihalangi pak, kami ini adalah masyarakat Kota Batam dan kami ingin datang ke rumah rakyat ingin menyampaikan aspirasi kami,” ujar salah seorang mahasiswa dengan mengunakan pengeras suara di atas mobil komando yang mereka bawa.***
Sumber: kumparan.com
Editor: amran