Labusel- Jalan Poros Dusun Sitangko Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel) Sumatra Utara rusak berat dan di duga tidak di perhatikan Pemerintah setempat.
Tidak hanya sampai di situ, Jalan Poros tempat berdomisilinya 2 (dua) Perusahaan besar kelapa sawit yakni PT Mujur Lestari dan PT Sumber Rejeki Baru (SRB) yang sama – sama beralamat desa Tanjung mulia Kecamatan Kampung Rakyat di duga juga tidak pernah perhatian (di duga tidak melakukan perbaikan jalan) terhadap jalan poros yang ia lewati saat mengangkut hasil produksi pertanian kelapa Sawit.
Menurut informasi dari masyarakat setempat, Gultom Simanungkalit selama lebih kurang sudah 10 tahun jalan desa Tanjung mulia Kecamatan Kampung Rakyat tidak tersentuh pembangunan baik dari Pemerintah ataupun dari 2 Perusahaan tersebut.
“Jangankan memberikan CSR atau bina lingkungan jalan perusahaan sendiri pun tak pernah di perbaiki, yang paling sedihnya lagi masyarakat setempat lah yang harus ikut merogoh kantong pribadi untuk memperbaiki jalan tersebut. Ucap Gultom Simanungkalit kepada awak media sumatratimes.co.id. Sabtu (26/11/2022).
Oleh karena itu, selaku masyarakat Gultom dan kawan kawan memohon agar kiranya Pemkab Labusel terlebih lagi Perusahaan – Perusahaan yang juga menggunakan akses jalan poros Dusun Sitangko Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat tersentuh hati nuraninya melihat kesengsaraan yang di alami oleh masyarakat.
Kata Gultom, bilamana memang perusahaan tidak mau memperbaiki jalan poros tersebut buatlah surat di atas hitam putih, selanjutnya biar lah masyarakat yang berdomisili di jalan poros Dusun Sitangko Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat yang memperbaiki jalan ini.
“Kami saat ini sedaya upaya memperbaiki jalan yang rusak secara swadaya, namun kami mohon jalan tersebut harus di lepaskan dari HGU. tutup Gultom.
Terpisah, salah seorang Personalia Perusahaan yang di sebut di atas ketika di konfirmasi awak media melalui via telepon terkait rusaknya jalan Poros Dusun Sitangko Desa Tanjung Mulia Kecamatan Kampung Rakyat ternyata memilih diam seribu bahasa. (Hen)