Bagansiapiapi- Balai desa yang berlokasi di Kepenghuluan Bagan Jawa Kecamatan Bangko pembangunannya terbengkalai lebih kurang sudah 2 tahun
Oleh karena itu Masyarakat meminta supaya Pembangunan Balai desa tersebut dapat di lanjutkan agar bisa di pergunakan oleh masyarakat.
“InsyaAllah pada tahun 2023 ini balai desa Kepenghuluan Bagan Jawa yang belum siap akan kami upayakan kembali membangunnya.
Demikian ungkap Pjs Penghulu Bagan Jawa Rina S.Pd kepada awak media di ruang kerjanya Kamis (19/1/2023).
Pengakuan Pjs Penghulu Bagan Jawa, walaupun pembangunannya di laksanakan oleh para pendahulu, namun pihaknya akan berusaha melanjutkan Pembangunan Balai desa tersebut.
Belum lama ini, Pemerintah Kepenghuluan Bagan Jawa sudah mengajukan ke Dewan yang melakukan reses ke desa Bagan Jawa, dan kami juga pernah meminta pertolongan kepada pak Ijas khori (DPRD Rohil) agar bangunan balai desa yang terbengkalai bisa di terlealisasi pembangunanya pada tahun ini.untuk pembangunan selanjutnya.
“Kami ajukan kepada anggota dewan alhamdulillah beliau (Jaskiori) merespon aspirasi-aspirasi masyarakat kami disini, ujarnya
Datin Penghulu menjelaskan tentang anggaran untuk menyiapkan bangunan tersebut berkisar sekitar Rp 200juta lebih.
” Fungsi kegunaan gedung desa ini banyak sekali kegunaannya, untuk masyarakat, baik acara reses, acara untuk desa, acara untuk msyarakat dan lain lainnya, jelas Rina
Terpisah, Ketua Bpkep Bagan Jawa Jusrianto saat di konfirmasi terkait pembangunan balai desa yang mangkrak menjelaskan bahwa pelaksanaan pengajuan pembangunan balai pertemuan nya di usulan zaman Pjs Alm Hendra tahun 2019, baru terlaksana pembangunannya sewaktu Pjs Misnan tahun 2020 dengan mengunakan anggaran ADD perkirakan menggunakan anggaran sebesar 170 juta secara bertahap.
Sambungnya, anggaran untuk melaksanakan untuk pembangunan balai pertemuan terus diajukan ke Pemkab setempat mengingat anggaran tidak cukup maka tidak bisa di lanjutkan kembali.
Harapan saya semoga pembangunan balai pertemuan desa Bagan Jawa tahun ini terlealisasi agar dibantu oleh Pemkab setempat, tutupnya (Diarto kobka)
