Bagansiapiapi – Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Kabupaten Rokan Hilir Budi Mulya M.Si menyebut Kontraktor pada Kegiatan proyek Pemugaran Pemukiman Kumuh di Kecamatan Sinaboi Geregeh ( besar cakap/ besar pasak dari pada tiang)
Pasalnya pekerjaan yang bersumber dari APBD Murni tersebut berdasarkan pengumuman LPSE nilai kontrak Rp 1.765.372.163.51 telah selesai tender 28 Agustus 2024. Namun mendekati akhir tahun anggaran 2024 kurang dua hari ini diperkirakan tidak siap sesuai perjanjian kontrak.
Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Rokan Hilir Budi Mulia M.Si Kegiatan Peningkatan kualitas kawasan pemukiman kumuh dengan luas dibawah 10 Hektar Kecamatan Sinaboi yang rencananya sebagai percontohan guna menarik lebih banyak lagi dana pusat diperkirakan tidak siap dalam waktu 2 hari kedepan.
Oleh karena itu pihaknya menawarkan 2 (dua) Opsi yaitu addendum perpanjangan waktu 50 hari dengan catatan bayar denda 1: 1000 perhari atau dengan opsi lain pemutusan kontrak kerjasama kepada pihak pelaksana dari CV Emerald Satari konsultan Pengawas CV Zevanya Konsultan)
Ha begini, Kita kan boleh melewati batas tahun anggaran dan penambahan waktu 50 hari, kemudian kita buat addendum, tapi rekanan tersebut kita denda 1: 1000, Jadi lengah , orang awak ni lengah ungkap Kadis Perkim Budi Mulia M.Si Minggu (28/12/2024).
Saat di singgung melalui via telepon seluler, dimanakah urgent nya sehingga pihak Dinas Perkim Rokan Hilir menawarkan Addendum penambahan waktu, kenapa tidak pemutusan kontrak seperti yang biasanya di berlakukan dan siapakah pemilik sebenar dari proyek tersebut?
Taulah kontraktor awak Geregeh , geregeh namanya, orang awak lah, kalau orang dari luar sedap awak membahan nya ( menindaklanjuti) terang Budi Mulia jujur.
Dijelaskannya, pekerjaan pemugaran kawasan kumuh di Kecamatan Sinaboi dengan nilai Rp 1.765.372.163.51 yaitu membangun rumah layak huni sebanyak 5 unit, 1 Gapura, 1 sumur bor + tower dan jalan pelataran dengan panjang 92,5 M, Lebar 2 Meter dan tinggi 0,7 Meter yang sudah tarmen sebanyak 70 % tersebut adalah punya Irin dan Ustadz Junaidi.
Kita lihatlah kerjanya dalam 2 hari ini, tapi untuk tarmen sulit lah, nanti masuk BPK payah, nanti jadi bahan APH, timpal Kadis Budi Mulia panjang lebar. (redaksi)