JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku banyak membicarakan sejarah perkembangan Islam saat bertemu Wakil Presiden China Wang Qishan di Istana Wakil Presiden.
Kalla mengatakan, Wang merupakan sosok yang gemar mempelajari sejarah, salah satunya adalah sejarah Islam.
“Dia juga mempelajari sejarah Islam. Jadi justru ngajarin saya tadi, tentang sejarah perkembangan Islam, ahli benar dia,” kata Kalla, kepada wartawan selepas pertemuan, dikutip dari liputan6.com.
Pada kunjungannya ini, Wang diketahui juga sempat mengunjungi situs purbakala Museum Sangiran yang terletak di Sragen, Jawa Tengah.
“Dia malah ke Solo kan melihat sejarah Sangiran itu. Dia ahli sejarah, wakil presiden ini, karena itu kita banyak diskusi tentang sejarah,” ujar Kalla.
Kalla menyebut, Wang merasa senang dengan kunjungannya kali ini. Ia mengatakan, Wang pun mengundang Kalla untuk berkunjung ke Beijing setelah Kalla tak lagi menjabat sebagai wakil presiden.
“Dia undang ke China, Beijing. Walaupun tidak dalam keadaan (kerja), secara pribadi kita mau berbicara dengan baik,” kata Kalla.
Seperti diketahui, Sabtu ini merupakan hadi terakhir Kalla menjabat sebagai wakil presiden sebelum digantikan Ma’ruf Amin yang akan dilantik pada Minggu (20/10/2019) besok.
Adapun Wang mengunjungi Indonesia untuk menghadiri upacara pelantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Minggu besok.
Kunjungi Solo
Wakil Presiden Cina Wang Qishan berkunjung ke Kota Solo, Jum’at 18 Oktober 2019. Dia menghadiri jamuan makan malam di rumah dinas Wali Kota Surakarta dengan ditemani Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemun dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.
Sebagai mana diberitakan kompas.co, dalam jamuan tersebut, Wang Qishan dihibur dengan tarian tradisional Gambyong Retna Kusuma dan Bambangan Cakil. Dia juga terlihat cukup terhibur dengan alunan masuk gamelan.
Bahkan, dia juga ikut menyanyi saat lagu Bengawan Solo dinyanyikan. Dia menyanyikan lagu gubahan Gesang Martohartono itu dalam bahasa Cina.
“Lagu Bengawan Solo memang cukup populer di Cina,” kata Taj Yasin usai jamuan makan malam. Bahkan, Menurut Taj, Wang Qishan juga mengaku menjadi salah satu penggemar lagu tersebut.
Dalam kunjungannya ke Solo, Wang Qishan juga sempat singgah ke proyek penataan Kali Pepe di Taman Tirtonadi. Kali Pepe merupakan sungai dalam kota dan merupakan salah satu anak sungai Bengawan Solo.
Selain itu, Wang juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke situs purbakala Museum Sangiran yang terletak di Kabupaten Sragen.
“Beliau tertarik berkunjung karena ada kesamaan manusia purba di Sangiran dengan manusia purba yang ada di Cina,” katanya.
Wakil Presiden Cina Wang Qishan sengaja berkunjung ke kota kelahiran Jokowi tersebut. Kunjungan itu dilakukan sebelum dia menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden di Jakarta.
Menurut Wagub Jateng Taj Yasin pada jamuan makan malam, Wapres RRC tersebut terkesan dengan lagu Bengawan Solo dan mengaku teringat saat datang ke Solo pada 1960, ketika itu usianya 10 tahun.
Ia berharap, keterbukaan dan keramahan warga Jateng, khususnya Solo akan menjadi cerita indah dan oleh-oleh istimewa bagi warga China.
Taj Yasin mengatakan, di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jateng, ada wilayah pecinan, sehingga akan memudahkan warga RRC yang datang ke wilayahnya dalam berakulturasi kebudayaan hampir sama.
Wapres RRC sebelum menghadiri jamuan makan malam bersama Wali Kota Surakarta, juga mengunjungi sejumlah lokasi. Diantaranya, Museum Manusia Purba Sangiran di Kabupaten Sragen dan kemudian mampir di Taman Bendung Karet Tirtonadi Solo.
Manusia Sangiran, menurut berbagai penelitian, usianya lebih tua dibanding Manusia Peking yang menjadi manusia purba di Cina.
Situs Purbakala Sangiran
Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO (1995) Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia (purba).
Situs kepurbakalaan Sangiran, disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina) tempat ditemukan manusia Peking, Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain.
Sangiran berada di daerah terdiri dari sekitar 56 km² (7 km x 8 km). Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo.
Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten: Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspos isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi.
Redaksi / Editor : Amran