SumatraTimes.co.id – China mulai ciut dan ketar ketir dengan bertambahnya armada kapal dan pasukan perang Amerika Serikat di kawasan laut Asia – Pasifik. Setidaknya, 60 persen armada Amerika tengah bercokol di kawasan ini.
Militer AS mengerahkan kapal perang dengan jumlah yang “belum pernah terjadi sebelumnya” ke wilayah Asia-Pasifik, meningkatkan risiko insiden dengan Angkatan Laut China, menurut seorang pejabat senior China.
Ketegangan antara kedua negara adikuasa melonjak di berbagai bidang sejak Presiden Donald Trump menjabat pada 2017 lalu, dengan AS dan China melenturkan otot diplomatik dan militer mereka.
Penguasaan kepulauan spratly oleh China akan menghambat kekebasan navigasi dan pelayaran kapal komersial banyak negara, dan kapal perang negara-negara Eropa, Asia dan Amerika, yang melintas di laut sekitar kepulauan spratly.
Operasi “kebebasan navigasi” AS di Laut China Selatan, tempat China dan negara-negara tetangga saling bersengketa, membuat marah Beijing, dan Angkatan Laut China biasanya memperingatkan kapal-kapal perang negeri Uncle Sam.
China telah membuat marah negara-negara lain dengan membangun pulau-pulau buatan dengan instalasi militer di beberapa bagian di kepulauan Spratly.
Laporan imengatakan, AS telah mengerahkan 375.000 tentara dan 60% dari kapal perangnya di kawasan Asia-Pasifik. Negeri Paman Sam juga mengirim tiga kapal induk ke wilayah itu.
Selama delapan tahun Barack Obama memerintah, Angkatan Laut AS hanya melakukan empat operasi kebebasan navigasi.***
Sumber: Sosok.grid.id
Editor: amran