BAGANSIAPIAPI, sumatratimes.co.id- Bupati Rokan Hilir (Rohil) H.Suyatno merasa kecewa terjadinya kasus positif Covid 19 di Rohil. Hal ini karena tanpa sepengetahuan dirinya pondok pesantren membuka proses belajar tatap muka. Pasalnya meskinpun daerah Rohil zona hijau namun untuk melaksanakan belajar tatap muka langsung baik tingkat Paud, TK, SD, SMP maupun SMA hingga saat ini belum dibolehkan olehnya. Demikian hal ini di ungkap H.Suyatno ketika memimpin rapat gugus tugas penanganan Covid 19 yang digelar di mess pemda gedung Datuk Batu Hampar Jalan Perwira Bagansiapiapi, Selasa malam (21/07/2020).
Hadir juga wabup Drs. H Jamiludin, ketua DPRD Rohil Maston, pj sekdakab Rohil HM Job Kurniawan dan forkopimda, Asisten H Ferry H.Parya, plt Kadis Kominfotiks Harmanto, kadis kesehatan Dahniar, serta sejumlah gugus tugas penanganan Covid 19.
Dijelaskan bupati H.Suyatno bahwa MF (12) anak didik yakni santri di pondok pesantren As Sunah yang asal Dumai terkonfirmasi positif kasus Covid 19 setelah pulang ke keluarganya kemudian di swab di Kota Dumai dan satu lagi WS (33) warga Baganbatu sebagai penjaga sekolah juga terkonfirmasi positif Covid 19 dari hasil swab secara masif terhadap lingkungan yayasan sekolah Santo Yosep.
Dijelaskan bupati Suyatno bahwa dirinya tadi pagi mendapat kabar bahwa pondok pesantren itu dibuka. Kemudian siangnya mendapat khabar yang tidak enak didengar karena ada kasus positif Covid 19 di Rohil.
“Rasa kecewa saya sangat mendalam karena sekolah buka tanpa sepengetahuan kita. Biarpun yayasan, tetapi berada di wilayah kabupaten Rohil,”katanya.
Padahal kata orang nomor satu di Rohil ini, kemaren dirinya sidak sekolah di kawasan PT Ivomas, Balai Jaya. Lanjutnya mengatakan di sekolah tersebut sudah siap karena pada setiap lokal sudah di sediakan 15 siswa. Mereka sudah atur menggunakan jarak dimana setiap lokal sudah ada tempat mencuci tangan. “Sekolah dibawah yayasan Ivomas tersebut sudah ada tempat cuci tangan sebelum adanya covid 19,”ucapnya.
Dikatakannya bupati Suyatno bahwa MF siswa pesantren As Sunah ini sudah pernah di rapid tes dan demam. Kemudian Ia pulang ke kota Dumai. Di Dumai langsung siswa tersebut di swab dan hasilnya positif Covid 19.
Dengan kejadian tersebut, kata Bupati Rohil H.Suyatno maka Dia tegaskan agar lingkungan pondok pesantren tersebut harus dijaga dengan mendirikan posko.
“Lokasi masyarakat di lingkungan podok pesantren tersebut harus di rapid tes,”ujarnya.
Sedangkan siswa yang masih di pondok pesantren itu harus tetap isolasi mandiri di pondok pesantren sampai hasil swab keluar. Kemudian kepada orang tua santri jangan kasak kusuk ingin masuk ke pondok pesantren itu. Oleh sebab itu, lanjut H.Suyatno kepada petugas agar melarang orang tua siswa masuk ke pondok pesantren tersebut.
“Mereka harus diberikan pengertian dengan baik,”tutur Suyatno.
Sementara itu kepada Camat ditegaskan harus melakukan penyemprotan disinfektan dikampung dan pondok pesantren As Sunah kemudian juga di sekolah yayasan Santo Yosep Baganbatu.
“Kadisdidkbud, HM Nurhidayat harus selalu memantau PAUD, TK, SD, SMP dan SMA yang membuka belajar mengajar tatap muka langsung secara diam-diam. Begitu juga kepada kepala Kemenag Rohil H.Sakolan juga harus memantau bagi sekolah MDA, Mts dan MAN yang buka belajar mengajar tatap mka langsung secara diam-diam,”pungkasnya H. Suyatno. (gun)