RokanHilir – Emak – emak penerima rumah khusus (Rushus) di Kepenghuluan Panipahan Darat Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir, Riau tinjau hasil kerja Kontraktor yang terkesan asal siap.
Hal itu di akui oleh salah seorang Emak emak calon penerima rumah jatah yang di anggarkan oleh APBN (Pusat) dengan nilai kontrak Rp. 5.775.191.000 (lima Miliyar Tujuh Ratus tujuh puluh lima juta seratus sembilan puluh ribu juta rupiah) yang turun bersama sejumlah emak emak lainnya pada Sabtu kemarin (21/12).
Emak emak ini khawatir, pas ketika dilakukan serah terima rumah yang di nilai terkesan asal siap maka untuk kedepannya masyarakat harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menutupi kekurangan pembangunan, sementara kata emak emak lebih lanjut pihaknya yang terpilih sebagai penerima rushus adalah masyarakat yang tidak mampu.
” Kami kan masyarakat tak mampu, lalu rumah ini kami terima dalam keadaan begini, selebihnya kami mau minta bantuan kesiapa untuk membuat lubang WC, ruangan tamu yang belum di cor yang belum di semen, apakah kami di paksakan juga menempatinya? Tanya salah seorang emak emak sebut saja Mak Iro mewakili.
Untuk itulah, sejumlah emak emak yang meninjau keadaan rushus berharap agar Bapak Penghulu (Panipahan Darat) setempat selaku yang dituakan dapat berkordinasi dengan pihak kontraktor, harapannya jika sudah benar benar siap barulah di serah terimakan.
“Kami seperti tidak punya tokoh Masyarakat dan cendikiawan saja di Panipahan ini, harusnya pada hari ini kami sudah mendapat gambaran kapan (waktu) rumah ini resmi kami tempati. Pintanya berharap.
Terpisah, mantan anggota DPRD Rohil Fadhlan juga angkat suara perihal sejumlah emak emak yang mendatangi lokasi Proyek rumah rushus yang akan di tempati mereka.
Fadhlan menilai keluhan emak emak yang di dengarnya memang beralasan, sebab menurut pantauannya, ada sejumlah dugaan kejanggalan kejanggalan dalam pekerjaan rumah khusus tersebut, tetapi demi Pembangunan daerahnya pihaknya memilih diam sebab tak mau di tuduh menghambat pembangunan.
“Kita menyayangkan, tidak sedikit uang negara yang habis demi memakmurkan masyarakat tidak mampu, hari ini pada intinya jangan sampai Kepercayaan pusat yang telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit
untuk warga tidak mampu telah di sia siakan oleh pihak kontraktor dan para pengawas pengawasnya. Sindirnya mendalam.
Lebih lanjut fadhlan memaparkan, jika pihak kontraktor memiliki alasan bahwa material segala macam susah menuju lokasi kerja itu bukanlah alasan yang tepat sebagai contoh ada proyek APBN pekerjaan Puskesmas rawat inap yang di kerjakan kontraktor lokal ternyata siap dengam megah dan selesai tepat waktunya.
“Sukses atau tidak nya pekerjaan rushus ini tidak terlepas dari profesionalisme pihak kontraktor apalagi proyek ini di awasi TP4D Kejati Riau, melihat persoalan ini, agar tidak menimbulkan was was pada emak – emak ada baiknya tim TP4D turun langsung ke lokasi yang di duga bermasalah. Tandasnya. (R1).