JAKARTA – Ibu Kota Negara RI, Jakarta, makin padat didatangi warga Negara Indonesia dari berbagai daerah di luar Pulau Jawa, dan Pulau Jawa. Selain itu, ketidak mampuan pemerintah pusat dan pemerintah Jakarta mengatasi banjir, dan kemacetan, juga menjadi sebab rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Tengah (Kalteng).
Diberitakan tribunnews.com, berikut ini pernyataan penting Presiden Jokowi, soal pemindahan ibu kota yang disampaikan dalam di pidato Sidang Tahunan MPR bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Di pidato itu, Presiden Jokowi memberikan titik terang terkait rencana dipindahkannya ibu kota Negara Indonesia ke Pulau Kalimantan. Namun, hingga saat ini belum dipastikan di mana lokasi ibu kota baru tersebut.
Beberapa provinsi di Kalimantan, seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah sudah bersiap-siap jika Jokowi akan memindahkan ibu kota ke wilayah mereka.
Dalam pidato kenegaraan yang disampaikan dalam Sidang Bersama DPD dan DPR pada Jumat (16/8/2019), Jokowi mengungkap rencana ini secara resmi.
Sejumlah hal menarik terkait pemindahan ibu kota dibicarakan dalam rangkaian acara Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPD – DPR, hingga pembacaan Laporan Nota Keuangan dan RAPBN 2020.
Berikut paparannya:
- Minta Ijin
Menjelang HUT ke 74 RI, dalam Pidato Kenegaraan 2019, Jokowi meminta izin secara resmi untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
“Pada kesempatan yang bersejarah ini, dengan memohon ridha Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak, Ibu, Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh, dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan,” ujar Jokowi, dalam pidato kenegaraan itu.
Tulisan Presiden Joko Widodo terkait rencana pemindahan ibu kota negara yang diunggah ke akun Instagram resminya, Kamis (8/8/2019).
Tulisan Presiden Joko Widodo terkait rencana pemindahan ibu kota negara yang diunggah ke akun Instagram resminya, Kamis (8/8/2019).(Instagram / Joko Widodo)
- Bukan hanya simbol
Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan bahwa pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan bukan hanya simbol identitas semata. Menurut dia, ibu kota juga merupakan representasi kemajuan sebuah bangsa.
Pemindahan tersebut dilakukan demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi. “Ini demi visi Indonesia Maju. Indonesia yang hidup selama-lamanya,” kata dia.
Ia berharap pemindahan ibu kota akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa. “Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa,” kata Jokowi.
- Didukung DPD
Rencana yang sudah bergulir cukup lama ini juga mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (OSO) menyampaikan pihaknya mendukung Presiden Jokowi untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
“Kami mendukung pemerintah untuk segera merealisasikan rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan,” ujar OSO.
- Tak sedot APBN besar
Dalam Laporan Nota Keuangan dan RAPBN 2020, Jokowi menjanjikan bahwa pembangunan ibu kota baru tidak akan menyedot dana APBN yang besar. Jokowi mengaku bahwa pemerintah menyiapkan skema anggaran khusus dalam pemindahan ibu kota.
“Dukungan pendanaan bagi pemindahan ibu kota akan sekecil mungkin menggunakan APBN. Kita dorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha,” kata Jokowi.
Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah hal agar pemindahan ibu kota itu berjalan lancar. Salah satunya terkait penyediaan anggaran.
“Untuk pemindahan dan pembangunan ibu kota baru itu dana yang dibutuhkan mencapai Rp 466 triliun,” kata Jokowi, dalam pertemuan dengan pimpinan media massa, 14 Agustus 2019.
- Berkonsep “smart and green city”
Jokowi menyatakan bahwa pembangunan ibu kota baru akan dilakukan dengan konsep pro-lingkungan. Ibu kota akan berkonsep kota hijau yang cerdas.
“Dengan mengusung konsep modern, smart, and green city, memakai energi baru dan terbarukan, tidak bergantung kepada energi fosil,” ucap Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, ibu kota baru dirancang sebagai representasi identitas bangsa dengan konsep forest city.
Identitas bangsa itu akan digambarkan melalui beberapa hal, yakni Monumental Building, Museum, dan Cultural Exhibition Area.
“Berkonsep forest city, IKN memastikan kelestarian hutan sehingga Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan dibangun minimal 50 persen dari total luas area kota,” ujar Bambang.
Editor : Amran