IMAN YANG BERSYARAT
====================
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak dengan penuh keyakinan), jika ia memperoleh kebajikan tetaplah ia dalam keadaan itu (keimanan) dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana berbaliklah ia kebelakang (menjadi kafir lagi).
Rugilah ia di dunia dan di akhirat, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Q.S. Al-Hajj: 11).
Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa Firman Allah Ta’ala di atas adalah tentang orang-orang yang menggunakan syarat dalam menyembah Allah Ta’ala. Ia mau beribadah dengan syarat kalau semua keinginannya terpenuhi.
Ia menjadikan agama sebagai sarana untuk memuaskan nafsunya. Ia ingin menjadikan Allah Ta’ala seperti lampu Aladin yang harus mengabulkan semua keinginannya. Jika keinginannya tidak terpenuhi dan jika ia ditimpa berbagai musibah serta kesusahan dalam menjalani hidup, maka ia kembali menjadi orang kafir dalam artian; Ia akan mengingkari semua perintah Allah, baik dalam hal ibadah maupun dalam bermuamalah.
Sementara menurut Al-Qurtubi dan Ibn Al-Katsir, orang yang berprilaku demikian termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik yang sangat merugi di dunia dan di akhirat, dan merekalah akan berada di neraka yang paling bawah sebagaimana Firman Allah:
”Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.” (Q.S. An-Nisa: 145)
Dalam bermuamalah atau berinteraksi sosial dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Gahazali; mereka hanya mau menegakkan kebenaran dan berlaku adil jika kebenaran dan keadilan itu menguntungkan dirinya. Ia mau membantu dan peduli terhadap sesama jika hal itu bisa membuat dirinya populer.
Akan tetapi jika muamalah itu merugikan mereka, maka ia akan berdiam diri dan pura-pura tidak tahu akan musibah atau problema hidup yang dihadapi oleh orang lain. Dan keadaan yang demikian inilah yang tersurat dan tersirat dalam sabda Rasulullah SAW:
“Sangatlah merugi budak harta dan budak baju beludru (baju yang sangat bagus), jika ia diberikan harta dan baju beludru maka ia ridha dan jika tidak maka ia marah.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah r.a).
Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang yang disebutkan Allah dan Rasul-Nya tersebut. Wallahua’lam
Bagansiapiapi. 17 Dzulhijjah 1439 H / 27 Agustus 2018,KH.Bachtiar Ahmad