JAKARTA – Konflik yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, membuat beberapa titik pemukiman mengalami krisis air. Mengatasinya, dua Humanity Water Tank (HWT) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkeliling mendistribusikan ribuan liter air untuk warga Palestina di daerah krisis air.
Diberitakan detiknews.com, anak-anak Gaza tampak riang gembira menyambut truk tangki air tersebut. Mereka berebut posisi di keran air untuk menghilangkan dahaga.
Sementara di sisi lain, para ibu sedang mengisi air ketempat-tempat penampung, seperti drum dan ember. Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyimpan persediaan air bagi kebutuhan sehari-hari.
Tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Andi Noor Faradiba, mengatakan distribusi air bersih yang dilakukan hampir setiap hari ini merupakan jawaban atas kebutuhan yang mendesak di Palestina.
“Tidak pernah ada yang tahu kapan listrik di Gaza mulai menyala. Lebih sering di pagi sampai siang hari listrik itu justru padam. Jika listrik padam, tidak ada air bersih yang bisa mengalir. Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan akan truk water tank sangat diperlukan,” kata Faradiba, dalam keterangannya, Kamis (4/7/2019).
Menurutnya, Humanity Water Tank ini akan berkeliling di lima wilayah di Gaza yang semuanya terbagi lagi menjadi puluhan titik distribusi. Setelah hampir dua minggu berkeliling daerah-daerah tersebut, truk akan kembali lagi di titik awal mereka mulai sebelumnya dan mengulangi distribusi lagi seperti yang telah mereka lakukan.
Selain di pemukiman warga, Faradiba mengatakan Humanity Water Tank juga akan mendistribusikan bantuan air bersih kepada fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, masjid, klinik, dan sarana-sarana umum lainnya.
“Dengan begitu truk ini diperkirakan akan memberikan kemanfaatan kepada 19.400 orang selama satu minggunya, di mana untuk satu orang akan menerima 20 liter air bersih. Dengan adanya bantuan air bersih ini, kami berharap dapat meringankan beban Palestina terutama di tengah konflik yang seringkali meletus tiba-tiba,” kata Faradiba.
Salah seorang pelapor khusus dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Michael Lynk mengungkapkan pada 2017 lebih dari 96% akuifer pesisir Gaza yang merupakan sumber air utama bagi penduduk Gaza tidak layak dikonsumsi manusia.
Pada laporan yang dipublikasikan untuk Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) tersebut, Lynk menyebutkan beberapa alasan mengapa sumber air utama penduduk Gaza tidak layak konsumsi.
Ekstraksi yang berlebihan karena populasi Gaza yang sangat padat, air terkontaminasi oleh limbah dan air laut, blokade Israel selama 12 tahun lamanya, dan perang asimetris yang telah membuat infrastruktur Gaza lumpuh parah dan terus-menerus kekurangan listrik.
Editor : Amran