JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan Selasa ini. Rupiah akan menguat di kisaran 13.900 per dolar AS hingga 13.920 per dolar AS.
Sebagai mana dikutip dari liputan6.com, mengutip Bloomberg, Selasa (16/7/2019), rupiah dibuka di angka 13.910 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya, di angka 13.919 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.910 per dolar AS hingga 13.930 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 3,28 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.925 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.970 per dolar AS.
“Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap dolar AS yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah akan menguat terbatas,” kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, dikutip dari Antara, Selasa (16/7/2019).
Lana memprediksi hari ini rupiah akan menguat di kisaran 13.900 per dolar AS hingga 13.920 per dolar AS. Sentimen positif bagi rupiah yaitu neraca perdagangan Juni 2019 yang tercatat surplus sebesar USD 196 juta dengan nilai ekspor sebesar USD 11,8 miliar dan impor sebesar USD 11,6 miliar.
Kinerja Juni 2019 ini membuat neraca perdagangan selama triwulan kedua, dari April sampai Juni 2019, tercatat defisit sebesar USD 1,87 miliar, lebih tinggi dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2018 yang sebesar USD 1,46 miliar.
“Dengan defisit yang membesar ini kemungkinan defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2019 ini lebih besar dari kuartal II 2018 yang tercatat sebesar 3,04 persen dari PDB,” kata Lana.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.
Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
“Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018, yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246,” kata dia, Selasa 11 Juni 2019.
Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut. Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.
“Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 – Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat,” ujarnya.
“Pada 2020 kami memperkirakan prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan,” kata dia menambahkan.
Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.
“Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat,” tutupnya.
Editor : Amran