ROHIL – Aparatur Sipil Negara (ASN) Inspektorat Pemkab Rokan Hilir (Rohil) pada Idul Adha 1440 H/2019 ini mengkurbankan 3 ekor lembu. Ini merupakan tahun ke tiga, aparatur sipil negara di lingkungan Inspektorat Rohil ikut merayakan dan melaksanakan ibadah kurban.
Inspektur Inspektorat Pemkab Rohil H Muhammad Nurhidayat MSi, mengatakan ke 3 ekor lembu tersebut, 2 ekor dikurbankan di Masjid Agung Al-Ikhlas, pada hari raya pertama Idul Adha, Minggu, 11 Agustus 2019/10 Djulhijah 1440 H.

“Yang satu ekor lagi dikurbankan pada hari raya ke dua Idul Adha 1440 H/2019, yakni Senin, 12 Agustus 2019, di Kantor Inspektorat Pemkab Rohil,” kata Inspektur Inspektorat Pemkab Rohil H Muhammad Nurhidayat, Senin, 12 Agustus 2019.
Lembu kurban dari pegawai Inspektorat Pemkab Rohil yang diserahkan kepada Panitia Kurban Masjid Agung Al Ikhlas, jelas Muhammad Nurhidayat, dibagikan kepada masyarakat sekitar masjid. Sedangkan daging kurban lembu yang di sembelih pada Senin, 12 Agustus, dibagikan kepada seluruh pegawai, dan masyarakat.
“Setelah dibagikan kepada seluruh pegawai, selebihnya diantar langsung ke rumah-rumah masyarakat di di Kepenghuluan Labuhan Tangga Hilir, dan Labuhan Tangga Besar. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih,” kata Inspektur Muhammad Nurhidayat.
Dikatakan Inspektur Muhammad Nurhidayat, mengatakan sesungguhnya Allah telah memberi kita rahmad yang sangat banyak. Saking banyaknya, kata Muhammad Nurhidayat, tidak dapat kita hitung. Sedangkan Allah SWT, kata Muhammad Nur Hidayat, pada hari Idhul Adha hanya meminta sedikit pengorbanan dari kita.

“Pengurbanan itu belum lagi sebanding jika dibandingkan dengan pengorbanan nabi kita, Nabi Ibrahim AS. Punya anak satu-satunya, yang baru dia peroleh setelah menunggu 80 tahun, lalu Allah meminta untuk dikorbankan. Dengan iklhas dia jalani. Apalah artinya pengorbanan kita 1/7 dari seekor lembu,” terang Muhammd Nurhidayat.
Jika dibandingkan perintah berkurban yang dialami nabi Allah, Ibrahim AS, ujar Nurhidayat, pengorbanan umat Islam saat ini belum seberapa. Yang paling penting dalam menjalankan ibadah kurban, sebut Muhammad Nurhidayat, adalah keikhlasan untuk berkorban, yang dibaringi dengan jiwa yang suka berbagi, serta mencintai sesama, terutama bagi yang saat ini belum beruntung, dari kaca mata kita.
“Kita juga tidak bisa memvonis apa sesungguhnya yang mereka alami. Karena bisa saja dari kaca mata kita mereka susah, tapi dia punya hati yang lapang, dan diberi kesehatan, dan bisa juga sebaliknya. Adapula kita lihat mereka seperti berkecukupan, tapi masih merasa kekurangan, sehingga untuk berkurban saja masih piki-pikir. Maka tidak heran ada yang menurut kita mereka kekurangan tapi pada hari yang berbahagia ini, mereka ikut berkurban,” pungkas Nurhidayat. (hendri)
Editor : Amran