JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto diserang pasangan suami istri, SA alias Abu Rara, dan FD alias Fitri, (sebelumnya disebut FA), Kamis (10/10/2019) siang.
Penyerangan terjadi saat Wiranto turun dari mobil di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang usai menghadiri sebuah acara di Universitas Mathla’ul Anwar.
Dikutip dari kompas.com, pasangan suami istri yang menyerang Wiranto tersebut kemudian diamankan petugas yang ada di lokasi.
Presiden Joko Widodo, menyebut pelaku penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sebagai teroris.
“Tadi hanya beberapa menit setelah kejadian penusukan dengan pisau oleh teroris kepada Menko Polhukam Bapak Wiranto, saya langsung mendapatkan laporannya. Dan saat itu juga saya langsung perintahkan yang ada di lapangan untuk segera dibawa dengan heli menuju ke Jakarta menuju ke RSPAD,” kata Jokowi selepas menjenguk Wiranto yang tengah dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Kamis (10/9/2019).
Menanggapi kasus tersebut, Presiden Jokowi mengajak masyarakat melawan terorisme dan radikalisme.
“Kepada seluruh masyarakat kami ajak bersama memerangi radikalisme dan terorisme di tanah air. Hanya dengan upaya bersama terorisme dan radikalisme bisa kita selesaikan dan berantas dari negara yang kita cintai ini,” ucap Jokowi.
Berikut fakta dari pasangan suami istri yang serang Wiranto di Pandeglang, Banten:
- Beda usia 31 tahun Fitri (sebelumnya disebut FA) lahir di Brebes, 3 Mei 1999. Saat ini FD berusia 20 tahun. Sementara Abu Rara, suami FD, lahir di Medan, 1968, dan saat ini berusia 51 tahun.
Beda usia pasangan suami istri yang tinggal di rumah kontrakan di Desa Kampung Sawah, Pandeglang adalah 31 tahun. Abu disebutkan pernah menikah dan memiliki dua anak perempuan.
- Wiranto ditusuk laki-laki, perempuan lukai kapolsek
Aduy yang melihat langsung peristiwa penusukan di Alun-alun Menes bercerita awalnya pelaku laki-laki melukai Wiranto. Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang dekat dengan Wiranto mencoba menghalau dan menarik pelaku. Namun Dariyanto malah ditusuk oleh pelaku wanita.
“Yang tusuk Wiranto laki – laki, ditarik sama Kapolsek pelakunya. Pelaku lainnya yang perempuan langsung tusuk Kapolsek,” kata Aduy kepada Kompas.com di Alun – alun Menes, Kamis.
SA alias Abu Rara mendekati Wiranto, dan berpura-pura sebagai warga yang hendak bersalaman dengan pejabat.
- Belati dan gunting
Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir, menyebut kedua pelaku menggunakan dua senjata berbeda saat beraksi menusuk Kemenko Polhukam Wiranto di Alun – alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
“Laki – laki dalam bentuk belati, perempuan gunting,” kata Kapolda Banten di Alun – alun Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Kedua pelaku, kata Kapolda, memiliki tugas yang berbeda – beda. Pelaku laki-laki menusuk Wiranto terlebih dahulu, dan pelaku perempuan menusuk bagian punggung Kapolsek Menes Kompol Dariyanto.
4.Warga lihat ada pistol dalam rumah
Sheny, tetangga kontrakan pasangan suami istri Abu Rara dan Fitri, mengaku pernah melihat pistol dan sejumlah buku agama saat masuk ke rumah kontrakan pelaku. Saat itu ia hendak membeli pulsa.
“Saya lihat ada pistol, kata anaknya yang umur 13 tahun itu punya Abi (pelaku pria),” kata dia.
Sementara tetangga lain, Nita merasa janggal dengan perilaku pasangan suami istri tersebut. Menurutnya pintu rumah kontrakan mereka sering tertutup walaupun mereka berjualan pulsa.
“Ya, memang jualan pulsa, tapi tapi enggak pernah itu gabung-gabung. Saya juga sampai gak tahu namanya, kita sempat curiga sih, tapi hati-hati takut timbul fitnah,” kata Nita kepada wartawan di Kampung Sawah, Kamis (10/10/2019).
- Disebut menikah pada Agustus 2019
Saefudin Ketua RT di Desa Sitanggal, mengatakan Brebes, tempat kelahiran Fitri. Perempuan yang menyerang Wiranto tersebut belum menikah. Namun dia mendapatkan kabar bahwa FD berencana melangsungkan lamaran.
Saat di Brebes, FD tinggal bersama orang tua dan kakak serta adiknya. FD diceritakan sudah merantau sejak lulus Sekolah Dasar (SD) dan bekerja sebagai asistem rumah tangga. Terakhir kali FD pulang saat lebaran tahun ini.
“Kalau pulang jarang hubungan sama tetangga. Terakhir pulang Lebaran kemarin. Saat pulang ia sendirian. Tidak pernah bawa teman. Kan dia belum menikah,” kata Saefudin.
Pernyataan berbeda disampaikan Mulyadi, ketua RT di Kampung Sawah, Pandeglang, tempat pasangan suami istri tersebut tinggal di rumah kontrakan.
Mulyadi mengatakan Abu Rara alias SA tinggal di rumah kontrakan sejak Februari 2019 bersama anak perempuan yang berusia 13 tahun. Sekitar 3 bulan atau tepatnya Agustus 2019. SA meminta izin untuk menikah di Bogor.
“Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19-20 tahunan,” kata Mulyadi.
Editor : Amran