Sumatratimes.com – Merujuk pada amanat konstitusi bahwa keberadaan Kompolnas bertujuan untuk mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri.
Dalam amanat konstitusi tersebut tersirat bahwa Kompolnas harus berfikir strategis dalam rangka meningkatkan agar kualitas SDM Polri semakin meningkat dan semakin baik dari waktu ke waktu.
Terkait hal ini maka 3 Komisioner Kompolnas yaitu Dede Farhan Aulawi, Benedictus B Nurhadi, dan Andrea H Poeloengan, pada Selasa (29/10) melakukan kunjungan kerja ke Canadian Police College yang beralamat di 1st Sandridge Rd, Ottawa, Ontario –Canada.
Untuk mengetahui lebih jauh terkait kunjungan kerja ini, salah satu Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi menjelaskan bahwa pelaksanaan kunjungan kerja ini merupakan pelaksanaan program kerja 2019 dalam rangka untuk mengetahui system pendidikan kepolisian di Canada dan tentu saja penjajakan kemungkinan adanya kerjasama yang bias lebih ditingkatkan dalam hal peningkatan kualitas SDM Polri melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di CPC ini.
Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa Canadian Police College menyediakan pelatihan lanjutan dan pengembangan eksekutif untuk petugas penegak hukum dari semua yurisdiksi untuk membantu dalam memerangi kejahatan dan meningkatkan keselamatan warga Kanada sejak 1976.
Dalam perkembangannya tentu program ini juga bias diikuti oleh anggota kepolisian dari banyak Negara. CPC menawarkan lebih dari 50 pelatihan tingkat lanjut dan khusus, seperti pelatihan terkait kejahatan teknologi, identifikasi forensic, investigasi bahan peledak, pengembangan eksekutif kepolisian dan pengembangan profesional untuk Kepolisian Adat.
“Adapun tujuan dari program – program Canadian Police College adalah untuk mengembangkan kepemimpinan polisi dan kompetensi manajemen, dan memberikan pelatihan lanjutan dan khusus dalam penegakan hukum kepada komunitas polisi, terutama di bidang kejahatan terorganisir dan multi-yurisdiksi,” Ujar Dede.
Beberapa contoh pelatihan unggulan yang ditawarkan diantaranya tentang (1) Explosives training yang menawarkan pelatihan bahan peledak untuk penegakan hokum, baik bagi kepolisian domestic, internasional atau pegawai dari lembaga pemerintah.
(2) Forensic identification untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam memproses TKP dan menyajikan bukti secara efektif.
(3) Investigative training yang menawarkan pengalaman belajar praktis dalam kejadian kritis, investigasi narkoba, dukungan taktis, dan lainnya.
(4) Indigenous policing yang memberikan pelatihan lanjutan kepada petugas polisi yang bekerja di komunitas pribumi.
(5) Leadership yang memberikan pelatihan kepemimpinan eksekutif dan pengembangan eksekutif khusus kepada polisi dan personel penegak hokum.
(6) Polygraph yang memberikan pelatihan untuk menjadi penguji poligraf bersertifikat.
(7) Technological crime yang menawarkan kursus dan lokakarya tingkat lanjut tentang kejahatan dunia maya, analisis forensik komputer, teknik investigasi internet, dan lainnya.
Sebelum mengakhiri kunjungannya, Tim Kompolnas juga sempat mengunjungi fasilitas tempat latihan The Musical Ride dari Royal Canadian Mounted Police, yaitu pasukan berkuda yang sering menunjukkan keterampilan berkuda yang dilakukan oleh 32 kavaleri yang merupakan anggota reguler pasukan.
Acara ini biasanya diadakan di Kanada dan di seluruh dunia untuk mempromosikan RCMP. Perjalanan resmi pertama diadakan pada tahun 1887 di Regina, Distrik Assiniboia, dan diperintahkan oleh Inspektur William George Matthews. Musical Ride juga ditampilkan pada uang kertas dolar Kanada yang diproduksi dari tahun 1969 hingga 1979.
“Setelah mengunjungi fasilitas latihan RCPM Musical Ride, Tim berkunjung juga ke KBRI Ottawa yang diterima oleh Ibu Wakil Dubes RI, Atase Politik dan Protokol Kedutaan,” Jelas Dede menutup percakapan. (hendri)