Sumatratimes.com — Kudapan atau cemilan tidak saja yang kekinian. Cemilan tradional juga tidak kalah enak. Seperti kue putu bambu. Kudapan tradisional ini mengunakan gula merah, atau gula aren, sebagai pemanis rasa.
Tapi juga akan enak dan bervariasi rasanya jika dipadukan dengan aneka rasa kekinian, seperti rasa stroberi, coklat, blueberi atau keju.
Selain putu bambu, ada juga kue putu piring, dengan bentuk leper dan lebar. Kemudian ada kue putu mayang, putu bendera, putu bumbung, dan putu pelangi. Bahan dasar tetap sama, tepung beras, dan dimasak dengan cara di kukus, atau mengunakan uap air panas atau steam.
Kue putu merupakan salah satu kue tradisional khas Nusantara yang cukup populer di masyarakat. Lantaran punya banyak penggemar, tawaran kemitraan kue putu kini mulai bermunculan.
Usaha kue putu juga menjanjikan. Bisnisnya juga dapat dilakukan dengan sistim kemitraan. Salah satu pengusaha yang menawarkan sistim kemitraan bisnis Kue Putu adalah Agus Rusli, yang mengusung brand Putu Holic di Sleman, Yogyakarta.
Dikutip dari tribunnews.com, Agus resmi menawarkan kemitraan sejak pertengahan tahun lalu. Kue putu yang biasa kita kenal berwarna hijau dengan lapisan tengahnya terdapat gula merah.
Namun, kue putu bikinan Agus berbeda. Selain warnanya tidak monoton hijau, kue putunya juga memiliki banyak pilihan rasa, seperti stroberi, cokelat, keju, bluberi, dan kismis.
Harga jual per porsinya sebesar Rp 7.000 yang berisi 10 kue. Dengan tampilan dan rasa yang unik itu, kue putu bikinan Agus laris manis. Saat ini, Agus baru memiliki dua gerai. Satu unit gerai milik mitra dan satu gerai lagi pusat.
“Saat ini sudah ada 10 yang mendaftar dan dua minggu lagi akan ada mitra baru di Depok dan Samarinda,” katanya.
Agus menawarkan tiga paket investasi. Yaitu, paket small sebesar Rp 7,5 juta, medium Rp 8,5 juta, dan reguler Rp 9,5 juta.
Paket investasi itu sudah termasuk gerobak, perlengkapan masak, marketing, seragam karyawan, dan bahan baku untuk 100 porsi. Juga sudah termasuk franchise fee selama tiga tahun dan tidak ada biaya royalti.
Agus mewajibkan mitra membeli bahan baku tepung dari pusat. Bahan baku tepung itu diproduksi sendiri dengan kemasan Putu Holic.
“Tepung sudah diracik khusus sehingga bisa menjadi lebih mudah pembuatannya dan lebih enak dari putu konvensional,” janji Agus.
Ia mengestimasikan omzet mitra sekitar Rp 7,5 juta hingga Rp 15 juta per bulan. Perolehan omzet itu tergantung lokasi berjualan.
Ada pun keuntungan bersihnya sekitar 50 persen dari omzet. Bila penjualan sesuai SOP, keuntungan bisa lebih dari 50 persen. Dengan laba tersebut, mitra bisa balik modal dalam dua bulan.
Sebagai panganan tradisional, kue putu bambu juga dapat dibuat sendiri. Berikut ini resep dan cara membuat Kue Putu Bambu Enak dan Praktis:
Bahan :
400 gr tepung beras kering
150 gr parutan kelapa
125 gr gula merah, iris tipis
300 ml air
1 sdt garam
2 lbr daun pandan
cetakan dari bambu diameter 3-5 cm, atau cetakan lainnya.
Daun pisang secukupnya untuk alas.
Cara Membuat Kue Putu Bambu:
Siapkan panci, didihkan air, masukan garam, daun pandan, aduk sebentar, angkat, diamkan sampai hangat.
Masukan tepung beras dalam wadah, tuangkan air pandan hangat sedikit demi sedikit sambil aduk terus dengan tangan hingga tercampur dan berbutir halus, lakukan sampai air habis.
Siapkan saringan kasar, saring adonan tepung tadi, gosok-gosokan hingga berbentuk butiran halus.
Ambil cetakan bambu, masukan 1/2 adonan tepung, lubangi bagian tengahnya, masukan irisan gula merah, tutup kembali hinga penuh dengan adonan tepung, ratakan.
Balikan cetakan, simpan diatas loyang yang sudah diberi alas daun pisang. Ulangi sebanyak loyang dapat menampungnya.
Kukus dengan api besar selama 10 menit, angkat, keluarkan kue putu dari cetakan. Ulangi sampai adonan habis.
Sajikan Kue Putu yang sudah matang dengan taburan kelapa parut. (sumber : Resep Masakan Indonesia Praktis)
Redaksi : Amran