• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Galeri
Minggu, Oktober 19, 2025
SumatraTimes
  • Home
  • Berita Utama
    • Kabar Desa
    • Kabar Riau
    • Kabar Sumatera
    • Hukum Kriminal
    • Infotorial
    • Pekanbaru
    • Kabar Sekolah
  • Pemerintahan
    Jabatan Barunya Sebagai Direktur C JAM-Pidum, Kajati Agoes SP Akhiri Tugas di Maluku

    Jabatan Barunya Sebagai Direktur C JAM-Pidum, Kajati Agoes SP Akhiri Tugas di Maluku

    Polsek Kubu Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Banjir di Wilayah Kubu dan Kuba

    Polsek Kubu Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Banjir di Wilayah Kubu dan Kuba

    Kejari SBB Melaksanakan Giat Pakem di Dua Kecamatan 

    Kejari SBB Melaksanakan Giat Pakem di Dua Kecamatan 

    Eks Pejabat Negeri Kota Siri Ditetapkan Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Desa

    Eks Pejabat Negeri Kota Siri Ditetapkan Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Desa

    Kebakaran di Bahtera Makmur, Dua 2 Rumah Tinggal Puing,Kerugian Ratusan Juta Rupiah

    Kebakaran di Bahtera Makmur, Dua 2 Rumah Tinggal Puing,Kerugian Ratusan Juta Rupiah

    Burhanuddin tunjuk Barita Simanjuntak jadi Ketua Tenaga Ahli Jaksa Agung RI

    Burhanuddin tunjuk Barita Simanjuntak jadi Ketua Tenaga Ahli Jaksa Agung RI

    Peringati Hari Lahir Kejaksaan ke 80, Kejari Rokan Hilir Adakan Operasi Pasar Murah

    Kajari Rohil Pindah Tugas, Penggantinya Dari Direktorat V Jamintel Kejagung

    Kelangkaan Pertalite, Warga Sinaboi Tak bisa lagi Ngantar Anak ke Sekolah 

    Kelangkaan Pertalite, Warga Sinaboi Tak bisa lagi Ngantar Anak ke Sekolah 

    Waw! Karmila Sari Futsal Riau Dapat CSR Puluhan Juta, Ini Kata Ketua Inpest

    Waw! Karmila Sari Futsal Riau Dapat CSR Puluhan Juta, Ini Kata Ketua Inpest

  • Sosial
  • Politik/Parlemen
  • Travelling
  • Lainnya
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Galeri
    • Serba Serbi
    • Penyejuk Qalbu
    • tokoh/profile
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
    • Kabar Desa
    • Kabar Riau
    • Kabar Sumatera
    • Hukum Kriminal
    • Infotorial
    • Pekanbaru
    • Kabar Sekolah
  • Pemerintahan
    Jabatan Barunya Sebagai Direktur C JAM-Pidum, Kajati Agoes SP Akhiri Tugas di Maluku

    Jabatan Barunya Sebagai Direktur C JAM-Pidum, Kajati Agoes SP Akhiri Tugas di Maluku

    Polsek Kubu Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Banjir di Wilayah Kubu dan Kuba

    Polsek Kubu Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Banjir di Wilayah Kubu dan Kuba

    Kejari SBB Melaksanakan Giat Pakem di Dua Kecamatan 

    Kejari SBB Melaksanakan Giat Pakem di Dua Kecamatan 

    Eks Pejabat Negeri Kota Siri Ditetapkan Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Desa

    Eks Pejabat Negeri Kota Siri Ditetapkan Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Desa

    Kebakaran di Bahtera Makmur, Dua 2 Rumah Tinggal Puing,Kerugian Ratusan Juta Rupiah

    Kebakaran di Bahtera Makmur, Dua 2 Rumah Tinggal Puing,Kerugian Ratusan Juta Rupiah

    Burhanuddin tunjuk Barita Simanjuntak jadi Ketua Tenaga Ahli Jaksa Agung RI

    Burhanuddin tunjuk Barita Simanjuntak jadi Ketua Tenaga Ahli Jaksa Agung RI

    Peringati Hari Lahir Kejaksaan ke 80, Kejari Rokan Hilir Adakan Operasi Pasar Murah

    Kajari Rohil Pindah Tugas, Penggantinya Dari Direktorat V Jamintel Kejagung

    Kelangkaan Pertalite, Warga Sinaboi Tak bisa lagi Ngantar Anak ke Sekolah 

    Kelangkaan Pertalite, Warga Sinaboi Tak bisa lagi Ngantar Anak ke Sekolah 

    Waw! Karmila Sari Futsal Riau Dapat CSR Puluhan Juta, Ini Kata Ketua Inpest

    Waw! Karmila Sari Futsal Riau Dapat CSR Puluhan Juta, Ini Kata Ketua Inpest

  • Sosial
  • Politik/Parlemen
  • Travelling
  • Lainnya
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Galeri
    • Serba Serbi
    • Penyejuk Qalbu
    • tokoh/profile
No Result
View All Result
SumatraTimes
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Objek Wisata Peninggalan Kompeni Belanda Di Sumbar

20 Desember 2019
in Berita Utama, Travelling
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sumatratimes.com – Mengisi libur akhir tahun 2019, dan awal tahun 2020, ada baiknya diisi dengan wisata education. Sambil berwisata, sekaligus belajar sejarah.

Jika kamu mengisi liburan di Sumatera Barat (Sumbar), ada banyak ada objek-objek wisata sejarah colonial di sana. Sebab, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah, yang dulunya merupakan daerah jajahan Kompeni Belanda.

Dikutip dari IDN Times.co, Sumatera Barat sebagai daerah yang pernah dijajah Kompeni Belanda, ada begitu banyak bangunan peninggalan Kompeni Belanda di provinsi ini.

Beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang, Ada yang dijadikan kantor pemerintahan ada juga yang di jadikan sebagai museum, dan objek wisata lainnya. Berikut diantara objek wisata bekas peninggalan Kompeni Belanda di Sumatera Barat.

Benteng Van der Capellen memiliki kaitan yang erat dengan Perang Padri atau Perang Bonjol di Sumatera Barat
  1. Benteng Van der Capellen

Benteng Van der Capellen memiliki kaitan yang erat dengan Perang Padri (Perang Bonjol) yang terjadi di Sumatera Barat. Benteng ini dibangun Kompeni Belanda pada tahun 1824 sebagai benteng pertahanan.

Jadi jangan heran jika ketebalan dinding ini mencapai 75 cm. Ada tanggul pertahanan, juga yang melingkar mengelilingi bangunan, kira-kira 4 meter dari dinding bangunan.

Setelah masa kemerdekaan benteng ini beberapa kali berpindah tangan, dimulai dari PTPG yang merupakan cikal bakal IKIP Padang lalu menjadi Markas Komando Resort Kepolisian.

 

  1. Benteng Fort de Kock

Benteng ini dibangun Kompeni Belanda pada tahun 1826 oleh Johan Heinrich Conrad Bauer, kapten sekaligus pemimpin salah satu satuan pasukan tentara Hindia-Belanda ke wilayah pedalaman Sumatera Barat.

Fort de Kock sendiri awalnya bernama Sterreschans  yang artinya benteng pelindung. Ada empat meriam kecil juga yang terdapat di keempat sudutnya.

Kamu juga bisa melihat keindahan Bukittinggi dari benteng ini. Bagi kamu yang berkunjung ke Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, maka berwisata ke benteng ini sudah masuk ke dalam paket kunjungan.

 

  1. Jam Gadang

Jam ini merupakan hadian dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Ford de Kock pada masa pemerintahan Kerajaan Hindia Belanda. Pembangunannya baru selesai pada tahun 1926.

Jamnya sendiri didatangkan dari Rotterdam, digerakkan secara mekanik oleh mesin yang sama dengan mesin jam Big Ben di London.

Puncak atau atap Jam Gadang sudah mengalami tiga kali perubahan bentuk. Awalnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan.

Pada masa pendudukan Jepang atapnya diubah menyerupai bentuk pagoda, baru setelah kemerdekaan atap Jam Gadang ini dibuat dalam bentuk gonjong.

 

  1. Museum Kereta Api Sawahlunto

Museum Kereta Api Sawahlunto merupakan museum kereta api kedua, sesudah Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah.

Museum ini awalnya adalah stasiun kereta api yang dibangun untuk mengangkut hasil tambang batu bara yang ada di Sawahlunto.

Jalur pertama adalah Padang-Padangpanjang selesai dibangun pada 1891. Gedungnya sendiri dibangun pada tahun 1912 namun sejak 2003 stasiun ini tak lagi digunakan untuk pengangkutan batu bara.

Ada banyak koleksi tentang kereta api di sini yang terdiri dari gerbong, lokomotif uap, alat-alat sinyal atau komunikasi, foto dokumentasi dan masih banyak lagi. Salah satu benda paling terkenal di Museum ini adalah Lokomotif Mak Itam.

 

  1. Museum Tambang Batu Bara Ombilin

Bangunan peninggalan Belanda ini sudah berdiri sejak 1891. Sebelum diresmikan sebagai museum pada 2014, gedung ini juga pernah jadi rumah peristirahatan Mantan Presiden RI Soeharto.

Kamu bisa melihat berbagai koleksi tentang aktivitas penambangan batu bara dari masa kolonial hingga saat ini. Ada alat pertambangan, kostum penambang, alat pemilah batu bara hingga arsip-arsip audio visual yang bisa kamu lihat sendiri di sini.

 

  1. Museum Goedang Ransoem

Museum ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas pertambangan yang ada di kota Sawahlunto. Bangunan ini merupakan dapur umum yang digunakan untuk  menyediakan makanan bagi para pekerja tambang.

Bangunan yang dibangun pada tahun 1918 ini memiliki beberapa bagian, seperti dapur umum, gudang, rumah jagal dan pabrik es batangan.

Ada banyak peralatan memasak dalam ukuran besar di museum ini. Dahulunya Gudang Ransoem ini memiliki 100 orang karyawan yang memasak lebih dari 65 pikul nasi atau setara 3.900 kilogram nasi untuk para pekerja tambang batu bara, keluarga pekerja tambang, dan pasien rumah sakit yang terdapat di kompleks pertambangan ini.

 

Bagi kamu yang berkunjung ke Sumatera Barat, tak ada salahnya untuk mengenang lagi sejarah kolonial dan tentara Kompeni Belanda, dengan mengunjungi enam tempat wisata tadi. Jangan sampai kenangan tentang bangsa ini terkubur begitu saja.

Kalau di daerah kamu masih ada bangunan peninggalan colonial kompeni Belanda, ada baiknya juga objek tersebut dijadikan sebagai objek wisata sejarah.***

 

Redaksi : Amran

ShareTweetSend
SumatraTimes

© 2023 SumatraTimes
Developed by webee.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Galeri

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
    • Kabar Desa
    • Kabar Riau
    • Kabar Sumatera
    • Hukum Kriminal
    • Infotorial
    • Pekanbaru
    • Kabar Sekolah
  • Pemerintahan
  • Sosial
  • Politik/Parlemen
  • Travelling
  • Lainnya
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Galeri
    • Serba Serbi
    • Penyejuk Qalbu
    • tokoh/profile

© 2023 SumatraTimes
Developed by webee.