SumatraTimes.co.id – Bentrokan kembali terjadi di lahan plasma warga di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Rabu (5/2/2020).
Kericuhan ini menyebabkan sejumlah warga dan seorang wartawan MNC Media Indra Yoserizal terluka dianiaya petugas sekuriti PT Nusa Wana Raya (NWR).
“Tidak ada komando jelas dalam gerakan yang dilakukan oleh sekuriti NWR. Saya dianiaya, saya ditendang, dipukul, hingga diseret,” kata Indra Yoserizal, reporter MNC Media di lokasi kejadian, Rabu siang (5/2/2020).
Indra menjelaskan, setelah sempat dianiaya, pihaknya juga sempat disekap oleh sejumlah sekuriti hingga diinterogasi. Perangkat kerja berupa kamera milik Indra juga dirampas. Sampai sekarang sekuriti NWR belum mengembalikannya.
“Sampai sekarang kamera saya belum dikembalikan, padahal di sana tersimpan bukti rekaman penganiayaan sekuriti terhadap warga,” kata Indra.
Menurut Indra, kejadian berawal saat dia bersama rekan media lainnya datang ke lokasi bentrokan pada pukul 10.00 WIB. Ketika itu, situasi sedang memanas. Warga dan sekuriti NWR saling lempar batu hingga kemudian ratusan sekuriti NWR mengejar warga.
Indra memang sempat merekam aksi penganiayaan sekuriti NWR terhadap sejumlah warga yang berlarian. Dia melihat para sekuriti memukuli warga dengan menggunakan tongkat kayu dan juga melempari batu ke arah warga.
“Saat itu, saya sedang mendokumentasikan peristiwa sambil berlindung di areal perkebunan. Saya sudah jelaskan saya wartawan, tapi tetap dipukul dan kamera dirampas, dirusak juga,” kata Indra.
Indra berniat melaporkan insiden itu Polres Pelalawan dan Polda Riau. Selain itu, dia akan meminta perlindungan ke Dewan Pers.
Sementara Humas Polres Pelalawan Iptu Edy yang ditemui di lokasi kejadian mengakui prihatin atas insiden yang menyebabkan jurnalis MNC Media terluka.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Saya berharap teman-teman pers lebih hati-hati dalam menjalankan tugasnya,” katanya.
Ketika peristiwa bentrok berlangsung, aparat kepolisian belum berada di lokasi kejadian. Ratusan personel polisi baru tiba di lokasi setelah insiden bentrok mereda.
Namun hingga siang sekitar pukul 11.45 WIB tadi, situasi di Gondai masih mencekam. Ratusan masyarakat terus berdatangan dengan membawa benda tumpul dan benda tajam.
“Kami tidak takut mati untuk mempertahankan kebun yang menjadi mata pencaharian kami,” kata Siti, seorang ibu pemilik kebun plasma di Desa Gondai.
Akibat bentrokan di Desa Gondai, Pelalawan, selain wartawan, juga ada sebanyak lima orang warga yang mengalami luka akibat dianiaya. Satu di antaranya kritis karena luka robek di bagian kepala.
“Warga yang terluka parah ada satu, kepalanya robek dan kondisinya kritis,” kata saksi mata Ariya.
Sekuriti NWR juga merusak fasilitas milik warga, termasuk lima unit kendaraan. Sementara sebelumnya masyarakat juga membakar tiga unit alat berat yang didatangkan NWR untuk mengeksekusi lahan plasma yang menjadi tumpuan hidup masyarakat Gondai. Warga berharap pemerintah turun tangan melindungi mereka.
Sementara perwakilan dari PT NWR Abdul Hadi yang dikonfirmasi iNews.id mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan wartawan MNC Media Indra Yoserizal, terkait insiden tersebut. NWR akan mencari solusi terbaik untuk permasalahan yang terjadi di Desa Gondai.
“Kami sudah berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Kami akan bahas langkah terbaik untuk masalah ini. Nanti malam kami konpers bersama,” katanya. (sumber: iNews.id)
Redaksi/Editor: Amran