SumatraTimes.co.id – Indonesia saat ini tengah membuat drone atau pesawat udara nir awak (PUNA) bernama Elang Hitam (Black Eagle).
Nantinya pesawat ini akan difungsikan sebagai alat penjaga kedaulatan melalui pemantauan udara. Drone ini merupakan produksi konsorsium Kementrian Pertahanan, TNI AU, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), PTDI (PT Digantara Indonesia), PT Len, dan ITB.
“Pesawat udara nir awak ini mampu terbang selama 24 jam dan difungsikan sebagai penjaga kedaulatan NKRI melalui udara,” tulis akun instagram resmi Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia @kementerianristekbrin, Jumat (17/1/2020).
Indonesia sendiri membutuhkan drone sebanyak 33 unit di 11 pangkalan, dan 3 unit pangkalan (operasional stand by, perawatan). Pesawat ini memiliki bentang sayap sepanjang 16 m dengan dimensi panjang badannya mencapai 8,3 m.
Teknologi yang dimiliki adalah mesin Rotax dari Austria diantaranya, Flight Control System (FCS) yang bisa membuat automatis take off landing, radar SAR, internal navigation system electro-optics targeting system dan juga senjata rudal.
Target operasionalnya akan dimulai pada tahun 2020 ini dengan pembuatan 2 unit prototipe untuk uji terbang dan kekuatan struktur, tahun 2021 akan dilakukan sertifikasi tipe, dan tahun 2023 akan dilakukan sertifikasi sistem senjata.
Performa dari drone ini adalah memiliki radius LOS (line of Sight) sejauh 250 km, dapat terbang tinggi menjelajahi 23 ribu kaki, daya tahan 30 jam, dan memiliki kecepatan 235km/jam. (sumber: okfinance)
Redakdi/Editor: Amram