SumatraTimes.co.id – Kabupaten Kepulauan Meranti di Provinsi Riau, layak disebut sebagai Negeri Sejuta Sagu. Kabupaten yang terletak paling pesisir di Provinsi Riau ini masih memiliki 39.644 hekar lahan perkebunan sagu, terbesar ke dua di Indonesia setelah di Papua.
Dari data Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhorti) Pemkab Meranti, produksi tepung sagu berada di atas empat komoditi perkebunan unggulan di Meranti, yakni kelapa, karet, kopi, dan pinang.
“Produksi tepung sagu setahun mencapai 239.085.271 ton. Sementara luas perkebunan sagu mencapai 39.644 hektar dan melibatkan sebanyak 8.002 petani,” ungkap Kepala Disbunhorti Pemkab Meranti, Tengku Efendi, Ahad, sebagai mana dikutip dari situs halloriau.com.
.
Sementara untuk produksi kelapa ia merincikan sebanyak 28.781.030 ton pertahun. Dengan luas lahan 31.914 hektar dan melibatkan sebanyak 15.805 petani.
Produksi karet selama setahun 11.943.145 ton pertahun. Luas lahan perkebunannya 20.701 hektar dan melibatkan sebanyak 13.290 petani.
Sedangkan produksi kopi sebanyak 1.881.386 pertahun. Luas tanamannya 1.465 hektar dengan jumlah petani sebanyak 1.234 orang.
Sementara produksi pinang selama setahun yakni 220.746 ton, dengan luas lahan 421 hektar. Petani yang terlibat sebanyak 2.104 orang.
“Pendataan terhadap lima komoditas unggulan perkebunan ini rutin kita lakukan setiap tahunnya. Sehingga bisa diketahui bagamana perkembangannya,” ungkapya.
Ia berharap kepada seluruh petani yang terlibat bisa memaksimalkan perawatan komoditas perkebunan ini. Sehingga peningkatan produksi bisa terwujud.
“Kita juga terus berusaha membantu meningkatkan produksi dengan bantuan pembibitan baru. Dengan semakin luasnya jumlah lahan perkebunan lima komoditas itu, secara otomatis produksi bisa terus meningkat,” terangnya.
Tengku Efendi meyakini dengan semakin meningkatnya produksi secara otomatis juga akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat Meranti, khsusnya para petani. “Kita yakin, jika hasil perkebunan meningkat, akan membantu menguragi angka kemiskinan daerah,” ujarnya optimis. (sumber: halloriau)
Editor : Amran