SumatraTimes.ci.id – Menyambut Hari Persandian Nasional, 4 April 2020, Badan Siber dan Sandi Negara diimbau untuk menawarkan sistem pemilu elektronik.
Gagasan itu disampaikan oleh lembaga riset siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), Sabtu (4/4/2020).
Chairman CISSReC Pratama Persadha mengatakan hal ini dapat menjadi solusi keamanan karya anak bangsa. Krisis virus Corona menjadi stimulus yang dapat menjadikan sistem pemilu elektronik sebagai jalan keluar bagi terselenggaranya pemilihan umum.
“Di usia persandian Indonesia yang sudah 74 tahun, BSSN bisa mendorong kemandirian Indonesia dalam teknologi keamanan siber. Kebutuhan berbagai sektor saat ini hampir seluruhnya terkait ke wilayah siber, faktor keamanan perlu mendapat perhatian paling serius,” jelasnya
Ditambahkan Pratama, kesadaran keamanan siber masih sangat rendah, baik di masyarakat maupun para pengambil keputusan. BSSN bisa menawarkan solusi keamanan karya anak bangsa misalnya untuk pemilu elektronik.
“Peran persandian ini sebenarnya sangat besar, namun memang senyap. Untuk itu, di era digital sekarang, kontribusi paling nyata nantinya adalah menghasilkan sistem pemilu elektronik yang aman dan 100 persen buatan anak bangsa,” tegas Pratama.
Menurut Pratama BSSN sebagai representasi persandian Tanah Air bisa mengembangkan berbagai solusi keamanan informasi bagi negara, salah satunya adalah sistem pemilu elektronik. “Karena kedaulatan informasi adalah kunci bersaing di era digital,” tegasnya.
Hari Persandian Nasional ditandai dengan dibentuknya Dinas Kode di bawah Kementrian Pertahanan pada 4 April 1946.
Pendirian Dinas Kode adalah upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang saat itu mulai mendapatkan ancaman dari sekutu.
Di kemudian hari, pada 1972 Dinas Kode berubah nama menjadi Lembaga Sandi Negara dan pada 2017 menjadi BSSN.
Pratama menjelaskan bahwa keberadaan ahli sandi dan BSSN secara kelembagaan akan terus sangat dibutuhkan di era serba digital yang penuh dengan arus informasi.
Apalagi dalam sejarahnya, persandian sejak awal dibentuk menjaga dan membantu menyalurkan informasi lewat jalur komunikasi yang aman dan sulit dipecahkan oleh musuh.
“Bila dilihat dari sejarah kemerdekaan, Dinas Kode punya andil dalam mengamankan dan menyebarkan informasi tentang adanya pemerintahan darurat Indonesia. Pesan didistribusikan tidak hanya di dalam negeri, namun juga keluar negeri. Tujuannya jelas, mengumpulkan dukungan dan pengakuan negara lain sebagai jaminan bahwa Indonesia tidak bubar,” terang Pratama.
Menurut Pratama tak hanya Indonesia yang menggunakan teknologi persandian dalam mempertahankan eksistensi negara.
Pada Perang Dunia II, Pasukan Sekutu berhasil memukul mundur Jerman setelah berhasil memecahkan kode sandi pada mesin Enigma Jerman yang legendaris.
Akhirnya, setiap rencana pergerakan militer Jerman saat itu bisa dipantau oleh Sekutu. Akibatnya Jerman perlahan kalah di setiap pertempuran. ***
Sumber: bisnis.com
Editor : Amran